Nasional

Pandemi Covid-19, Gus Mus: Saatnya Kita Berjarak dengan Dunia

Sab, 12 September 2020 | 15:45 WIB

Pandemi Covid-19, Gus Mus: Saatnya Kita Berjarak dengan Dunia

KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus. (Foto: dok. Gus Mus Channel)

Jakarta, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Musthafa Bisri mengatakan bahwa saat ini Allah SWT 'memaksa' manusia untuk berjarak dengan dunia melalui wabah Covid-19. Selama ini menurutnya, manusia sudah terlalu dekat dan tidak berjarak dengan dunia. Akibatnya manusia pun berjarak dengan Allah.


"Saatnya kita berjarak dengan dunia dan melatih diri untuk merapat dengan keluarga terutama merapat kepada Allah," katanya, Sabtu (12/9) malam.


Dengan datangnya pandemi Covid-19 ini, semua diingatkan bahwa seluruh manusia adalah bersaudara. "Kita bukan hanya saudara satu bangsa dan satu negara, tapi kita adalah saudara sesama manusia," Gus Mus mengingatkan.


Gus Mus menambahkan, Covid-19 adalah wabah kemanusiaan. Dalam penularannya, Corona tidak pandang apakah orang itu kaya atau miskin, pejabat atau masyarakat biasa, atau laki-laki atau perempuan. Covid-19 adalah permasalahan bersama yang harus dihadapi bersama.


“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya," katanya mengutip hadits Nabi Muhammad Saw.


Dalam situasi seperti ini, setiap individu tidak boleh menunjukkan ke-aku-annya dan larut dalam perdebatan berlarut yang membanggakan kemampuan diri masing-masing. "Jika berbeda pandangan maka kembalikan kepada ahlinya," sarannya.


Dalam situasi pandemi saat ini yang perlu dilakukan semua orang juga adalah menghentikan perdebatan apakah Covid-19 nyata atau rekayasa. Gus Mus mengingatkan bahwa corona sudah nyata menjadi wabah di seluruh dunia yang sudah banyak mengakibatkan banyak kehilangan jiwa.


"Saya memakai masker bukan melindungi diri saya sendiri tapi juga agar  tidak menulari orang lain," ungkapnya.


Jika semakin banyak kasus di Indonesia, maka imbasnya juga akan semakin banyak negara yang menutup pintu kedatangan warga Indonesia. Sampai saat ini saja menurutnya sudah ada 50 negara yang sudah menolak kedatangan warga negara Indonesia.


Tausiyah Gus Mus ini disampaikannya saat Tahlil Akbar mendoakan para dokter dan tenaga kesehatan serta masyayikh NU yang meninggal selama wabah Covid-19.


Ketua Persatuan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) Muhammad S Niam sebagai inisiator kegiatan mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk duka cita sekaligus penghargaan atas perjuangan para dokter dan tenaga kesehatan yang telah berjuang selama ini.


"Semoga husnul khatimah. Dan semoga upaya dan doa kita dikabulkan Allah SWT dan menjadi amal ibadah," katanya pada pembacaan Yasin dan Tahlil yang diimami oleh Rais PBNU KH Afifuddin Muhajir ini.


Berdasarkan data Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), sampai saat ini sudah ada 115 dokter meninggal dunia akibat pandemi Covid-19 yang sudah melanda Tanah Air pada 2 Maret 2020. 


Data sampai dengan 12 September 2020 jumlah dokter umum yang gugur sebanyak 57 orang, dokter spesialis 51 orang, dan guru besar 7 orang. Selain dokter, para tenaga kesehatan lainnya seperti perawat juga sudah banyak yang gugur akibat virus Corona. 


Pewarta: Muhammad Faizin

Editor: Fathoni Ahmad