Nasional

Nahdliyin Harus Perkuat Konsolidasi untuk Kembangkan Ekonomi

NU Online  ·  Selasa, 5 Juni 2018 | 09:30 WIB

Nahdliyin Harus Perkuat Konsolidasi untuk Kembangkan Ekonomi

Ketum PP HPN Abdul Kholik

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Abdul Kholik menuturkan, saat ini potensi ekonomi dan pasar warga NU sangat besar. Hal ini harus diperkuat konsolidasinya untuk mengembangkan perekonomian Nahdliyin.

“Kelemahan pengusaha NU itu cuma, dan saya pikir bukan cuma pengusaha tetapi Nahdliyin pada umunya yaitu konsolidasi. Artinya, kita ini sering dipandang oleh orang luar mempunyai masa yang besar tetapi tidak terkonsolidasi dengan baik,” ujar Abdul Kholik kepada NU Online, Senin (4/6) di Jakarta.

Ia menjelaskan, yang maksud tidak terkonsolidasi dengan baik ialah kalau seandainya Nahdliyin ini dapat dikomando untuk segala urusan. Misal silakan beli beras dari toko A, dan semua tergerak, itu akan jadi pasar yang dahsyat.

Kalau hal itu bisa kita tunjukkan, sambung Kholik, maka NU sangat powerfull dari sisi ekonomi dan pasar untuk bargain position bagi produsen atau bisnis. Begitu juga dengan pengusahanya. Tidak terkonsolidasi dengan baik, masing-masing bergerak sendiri.

“Pernah dalam suatu pertemuan, ada yang tunjuk jari, Pak saya butuh sapi, ternyata dalam forum itu ada juga pengusaha sapi. Itu kan lucu,” ceritanya.

Artinya, kalau pengusaha Nahdliyin dan warga NU ini terkonsolidasi dengan baik, NU tidak perlu orang luar. Contoh yang paling riil beras. Beras itu misalnya dari Karawang yang melakukan penanaman atau produsennya adalah petani Nahdliyin.

“Tetapi kemudian berasnya dijual ke Jakarta. Di Jakarta belum tentu ketemunya orang Nahdliyin, bisa saja pengusaha Tionghoa,” ucapanya.

Kita yang di kota belum tentu beli berasnya di Karawang, tetapi belinya di Indomaret, Alfamart atau dari supermarket-supermarket yang lain. Jadi segi tiganya dari petani Nahdliyin lalu ke atas dulu ke non-Nahdliyin baru ke bawah lagi ke Nahdliyin.

“Dan yang menikmati rantai ekonomi itu yang jadi perantara ini. Petaninya nggak bisa banyak menikmati oleh konsumen yang tidak lain adalah Nahdliyin sendiri,” kata pria yang saat ini mengelola perusahaan listrik dan tenaga surya ini.

Menurutnya, coba kalau warga NU bypass, tanpa melalui pasar induk misalkan. Dari petani Nahdliyin langsung ke konsumen Nahdliyin. Maka benefit-nya ada dua.

“Produsen Nahdliyin dapat benefit harga yang lebih baik, konsumen Nahdliyin juga memperoleh harga yang lebih baik. Jadi konektivitas antara pengusaha dan kaum Nahdliyin ini sangat penting,” tandas Kholik. (Fathoni)