Nasional

Muslimat NU: Kesejahteraan Bukan Sekadar Slogan

NU Online  ·  Senin, 7 Agustus 2017 | 09:21 WIB

Bogor, NU Online
Ketua Koordinator Tim Kerjasama PP Muslimat NU, Ny Hj Nur Hayati Said Aqil Siroj mengungkapkan, kesejahteraan hendaknya bukan sekadar slogan, tapi harus diwujudkan. Demikian disampaikannya pada acara “Pembelajaran Pelayanan Sosial Dasar” di Pondok Pesantren Sunanul Huda, Desa Kalong 1, Leuwiliang, Bogor Jawa Barat, Senin (7/8) siang. 

“Muslimat NU periode 2016-2021 memiliki agenda besar yaitu ‘Perempuan Indonesia Sejahtera dan Religius’. Kesejahteraan bukan hanya slogan, tetapi harus bersama-sama kita wujudkan,” kata istri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj ini.

Nyai Nur Hayati mengungkapkan realitas jumlah penduduk miskin  mencapai lebih dari 27 juta; angka ada 228 dari 100.000 ibu meninggal dunia; dan 5 juta lebih jumlah perempuan yang buta aksara.

“Populasi ini bertebaran di seluruh daerah dan desa tertinggal di Indonesia," lanjut Nyai Nur Hayati.

Menurutnya, aspek sejahtera dimaknai dalam dua segi, yakni sejahtera secara spiritual atau rohani dan secara lahir atau materiil. Dari sisi rohani sejahtera terukur apabila mental sehat, sehingga seseorang dapat melaksanakan ibadah mahdlah maupun sosial secara istikamah, teguh dalam iman dan takwa.

“Kedua, sejahtera secara dhahir yang kita mudah mengukurnya yaitu cukup sandang, pangan, dan papan. Insyaallah jika ini tercukupi maka akan mengalirkan ketenangan  dalam beribadah,” katanya.

Adapun makna religius dalam perspektif Muslimat NU bahwa semua aktivitas dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat dan berbangsa diniatkan karena semata-mata untuk menggapai ‘liilahi kamimatillah’.

Ia menegaskan Pembelajaran Pelayanan Sosial Dasar merupakan salah satu upaya untuk menerjemahkan secara konkret agenda tersebut. Terdapat empat hal yang menjadi capaian dalam kegiatan tersebut yaitu penguatan kapasitas kelembagaan mininimal dan aktif Ranting Muslimat NU di Desa Kalong 1; tebangunnya revitalisassi PAUD; terbentuknya kader kesehatan; terbentuknya kelompok usaha bersama yang memungkinkan menjadi bakat dan minat warga Desa Kalong yaitu menjahit.

Kegiatan  yang bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia akan berlangsung hingga 9 Agustus 2017. Peserta berjumlah 80 orang yang merupakan kader Muslimat NU dan perempuan di wilayah Desa Kalong 1 dan sekitarnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)