Nasional

Muslimat NU dan BNPT Bentuk FKPT

NU Online  ·  Kamis, 11 Oktober 2012 | 12:00 WIB

Semarang, NU Online
Muslimat Nahdlatul Ulama bekerjasama dengan  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNNPT)  membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Jawa Tengah. Forum terdiri atas organisasi  kemasyarakatan Islam, organisasi kepemudaan, kalangan santri, pegiat LSM, unsur Pemda, Polri dan TNI teritorial.<>

FKPT dibentuk di Hotel Novotel Semarang, Kamis (11/10) dalam acara Koordinasi Penanggulangan Terorisme yang diselenggarakan BNPT.

Delegasi masing-masing organisasi diajak diskusi dan bertukar gagasan selama dua hari, Kamis-Jumat (11-12/10) bersama para ulama dan pakar.

Di hari pertama, paparan disampaikan Wakil Ketua Umum PBNU H As'ad Said Ali, Deputi I BNPT Bidang Pencegahan Terorisme, Mayjend Agus Surya Bakti dan Direktur Deradikalisasi BNPT Prof Dr irfan Idris.

Waketum PBNU H As'ad Said Ali dalam paparannya menyampaikan, Indonesia terus diserang dari masa ke masa. Pernah dijajah bangsa asing dan dirusak bangsa sendiri. Sering sekali Indonesia dijadikan target serangan. Namun saat ini musuh kita tidak jelas. Diantaranya terorisme yang perlu diwaspadai terus-menerus.  

"Kita hadir di sini adalah untuk menjaga NKRI. Kita sekarang ada dalam zaman globalisasi. Musuh kita tidak kelihatan. Diantaranya teroris. Maka kita harus pintar, kreatif dan jaga persatuan serta tetap waspada," ujarnya.

Deputi I BNPT Mayjend Agus Surya Bakti mengatakan, sebelum ada BNPT, penanggulangan terorisme hanya dengan pendekatan pendekatan yang keras. Sebagai lembaga yang mengedepankan lunak (soft approach), BNPT menjalin kerjasama dengan semua pihak untuk mencegah terorisme. 

FKPT, jelasnya, merupakan forum koordinatif yang bersifat non partisan yang diharapkan mampu mengoordinasi secara terpadu dan integratif dengan merangkul semua elemen masyarakat untuk mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme.

Implementasi pencegahan yang bisa dilakukan FKPT di Jateng berbentuk penelitian, sosialisasi, pelatihan, seminar dan gerakan moral bersama  masyarakat.

Ia menerangkan, dengan di bentuknya FKPT diharapkan tercipta kesadaran masyarakat bahwa terorisme bukan semata urusan TNI/Polri. Melainkan tanggungjawab dan kepentingan bersama.

"Melalui FKPT masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi aktif untuk mencegah berkembangnya paham radikal dan aksi terorisme. Forum ini mengajak masyarakat melindungi ketentraman wilayahnya dari susupan kelompok radikal teroris," jelasnya.

Muslimat NU, lanjutnya, merupakan mitra strategis. Karena organisasi ini berisi kaum ibu yang sangat penting perannya di masyarakat. Terlebih rataorata anggota Muslimat NU adalah para tokoh agama yang punya pengaruh di lingkungannya.     

"Ibu-ibu itu kan besar pengaruhnya. Sangat tangguh menghadapi berbagai persoalan dan bahkan kekerasan. Terlebih rata-rata angggota Muslimat NU adalah tokoh agama di masyarakatnya," tutunya.

Selain itu, lanjutnya, kaum ibu sangat penting diharapkan bisa mendidik anak-anaknya maupun anak-anak di lingkungannya agar tidak terkena pengaruh radikalisme. Pelaku terorisme, ungkapnya, seluruhnya anak muda. Hal itu tentu sangat memprihatinkan. Maka pencegahan sejak dini amatlah diperlukan.

Sebelumnya, dalam acara pembukaan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan, seluruh elemen masyarakat perlu bergandeng tangan menjaga moral generasi bangsa, menjaga anak-anak dari pengaruh ajaran yang salah dan perlu waspada terhadap setiap gerakan radikal.

Ia mengajak anggota FKPT giat dan intensif melakukan berbagai hal untuk mencegah terorisme. Pemerintah, sambungnya, harus tetap menegakkan HAM dalam melakukan deradikalisasi maupun penindakan terorisme. Jangan sampai kekerasan oleh negara menimbulkan eskalasi serangan terorisme semakin meluas.

"FKPT perlu intensif mencegah terorisme. Segala upaya harus kita lakukan untuk deradikalisasi," tandasnya.  
Dijadwalkan, Jumat (11/10) FKPT akan dikukuhkan dan dilantik oleh Kepala BNPT Ansyaad Mbai. Gubernur Jateng Bibit Waluyo dijadwalkan membuka seminar bertema “Optimalisasi Fungsi Kelembagaan Masyarakat dan Kearifan Lokal dalam Upaya Pencegahan Terorisme di Provinsi Jawa Tengah” yang menghadirkan pembicara Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Muhammad Adnan dan Asisten Direktur Pascasarjana IAIN Walisongo Abu Hafsin Umar PhD. 




Redaktur     : A. Khoirul Anam
Kontributor : Muhammad Ichwan Ds