Nasional

‘Miqat Kebinekaan’ Lahir dari Jiwa Rindu Kebhinekaan dan Toleransi

NU Online  ·  Jumat, 9 Juni 2017 | 12:50 WIB

Jakarta, NU Online
Direktur Penerbit Erlangga Raja Daud Manahara menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada penulis buku “Miqat Kebinekaan” karya Sekretaris Jenderal PBNU H. A. Helmy Faishal Zaini. Baginya, buku ini mudah dibaca karena menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. 

“Buku ini mudah dibaca. Setelah membaca buku ini, banggalah kita menjadi bangsa Indonesia,” kata Daud saat memberikan sambutan dalam acara Peluncuran Buku Miqat Kebinekaan: Sebuah Renungan Meramu Pancasila, Nasionalisme, dan NU sebagai Titik Pijak Perjuangan di Gedung PBNU, Jumat (9/6).

Menurut dia, buku ini lahir dari jiwa-jiwa yang rindu akan kebhinekaan dan toleransi. Ia menilai, buku ini sangat layak dibaca oleh siapa saja yang ingin tahu tentang peta permasalahan Indonesia yang beragama, terutama masalah ideologi negara dan Islam.

“Kalau dikasih nilai, sebelaslah nilainya dari skala sepuluh,” katanya. “Buku ini menjadi peta bagi kita bahwa persoalan Indonesia beragam,” lanjutnya.

Sementara itu,  A Helmy Faishal Zaini menjelaskan, melalui buku ini ia berupaya untuk menyebarkan Islam yang ramah. Menurutnya, Islam seharusnya didakwahkan dengan cara-cara yang santun dan bijak, bukan dengan cacian, hinaan, teror, menebar kebencian, dan cara-cara lainnya yang tidak dibenarkan dalam Islam.

Ia menegaskan, NU melalui Muktamar Banjarmasin Tahun 1936 menegaskan bahwa Indonesia berbentuk negara bangsa (darussalam), bukan negara berdasarkan agama tertentu. Sepanjang negara ini memberikan perlindungan bagi setiap pemeluk agama untuk menjalankan ajaran agamanya masing-masing, maka negara ini adalah negara bersama dan setiap pemeluk agama harus mempertahankan keutuhannya.

“Hendaknya perbedaan itu menjadi kekuatan kita,” tukasnya. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)