Nasional

Melihat Gus Dur Kembali Hidup dalam Bentuk Virtual

Jum, 22 November 2019 | 16:00 WIB

Melihat Gus Dur Kembali Hidup dalam Bentuk Virtual

Tangkapan layar ketika Gus Dur memberikan sambutan dalam bentuk virtual dalam acara Disrupto, Jumat (22/11) di Plaza Indonesia Jakarta. (Dok: istimewa)

Jakarta, NU Online
Pesatnya perkembangan teknologi membuat apa pun menjadi mungkin. Termasuk menghadirkan orang yang telah meninggal hadir dan bersuara di tengah-tengah kita. Hal itu terlihat ketika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kembali hidup secara virtual yang disajikan dalam acara Disrupto, Jumat (22/11) di Plaza Indonesia Jakarta.

Putri Gus Dur, Yenny Wahid yang juga turut hadir dan menyaksikan Gus Dur muncul secara virtual dan seolah hidup menunjukkan awal dari perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligent).  Ia mengenang, jika Gus Dur masih ada, mungkin ia akan memperoleh manfaat dari teknologi itu.

“Bahwa Gus Dur bisa seolah hidup dan memberikan sambutan, tentu ini awal dari trobosan teknologi. Jika Gus Dur masih ada mungkin dia bisa dapat mata bionic agar bisa melihat lagi untuk membaca. Dimana dulu saya selalu membaca untuk dia, sekarang setelah ada teknologi bisa membacakan,” ungkap Yenny dikutip NU Online dari Kompas.

“Kita butuh karakter Gus Dur yang mengutamakan rasa empati, kasih sayang keinginan membuat orang menjadi lebih baik,” imbuh Yenny.

Dalam video virtual tersebut, Gus Dur mengungkapkan rasa syukurnya bahwa Tuhan telah menganugerahkan keragaman yang sangat besar bagi bangsa Indoensia dalam berbagai dimensi kehidupan.

“...Makanya, saya sangat bersyukur, Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan keragaman yang besar dalam beragama, dalam berbudaya, dalam berasal-usul etnis, dalam berbahasa, dan sebagainya. Atas dasar itulah, saya mengucapkan selamat kepada Anda semua dalam forum ini,” tutur Gus Dur secara virtual yang disambut tepuk tangan hadirin dalam acara Disrupto itu.

Kemunculan Gus Dur selama beberapa detik itu membuktikan peningkatan pemanfaatan artificial intelligence, augmented reality, dan virtual reality yang memiliki potensi besar di Indonesia.

Acara yang digagas oleh WIR Group, perusahaan teknologi asal Indonesia dan pemimpin pasar dalam teknologi digital reality ini, mengambil sampel Gus Dur sebagai icon pembuka karena dinilai merupakan tokoh yang humanis.

Disrupto 2019 mengangkat tema The Future of Humanity dimana teknologi bisa lebih memiliki empati dari pada sekadar mencari profit semata. Misi dari acara ini adalah untuk menciptakan platform teknologi baru yang memberikan manfaat dari sisi humanity.

Executive Chairman & Co Founder Dusrupto Daniel Surya mengatakan, Gus Dur merupakan salah seorang tokoh yang bisa menjadi teladan kemanusiaan dan empati di tengah disrupsi teknologi sekarang ini.

“Beliau itu merupakan salah satu sebagai figure human in tech. Siapa yang lebih baik untuk men-symbolize humanity selain Gus Dur?” kata Daniel Surya.

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan