Nasional

Masuk Era Industri 4.0, Koin NU Digital Sebuah Keharusan

Sel, 17 Desember 2019 | 12:00 WIB

Masuk Era Industri 4.0, Koin NU Digital Sebuah Keharusan

Ketua NU Care LAZISNU H Ahmad Sudrajat tengah di Gedung PBNU Lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (17/12). (Foto: NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online
NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) mengenalkan Kotak Infak (Koin) NU Digital kepada masyarakat pada Selasa (17/12). Koin NU dalam bentuk digital ini sudah menjadi kewajiban di era revolusi industri 4.0.

“Sekarang di era 4.0 itu menjadi keharusan,” kata Ketua NU Care-LAZISNU H Ahmad Sudrajat di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.

Ajat, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Koin NU sudah berjalan di berbagai daerah di Indonesia dengan sistem konvensional. Dengan bentuk demikian saja, katanya, sudah menghasilkan milyaran Rupiah. Temanggung, misalnya, yang berhasil mengumpulkan Rp8 miliar dari uang-uang koin receh yang disebar melalui kotak di rumah-rumah warga.

Hal itu belum ditambah lagi nanti melalui saluran digital dengan hanya scan kode QRIS yang tersedia sudah dapat langsung berdonasi. “Nanti tambah lagi dari QRIS,” katanya.

Hal ini, menurutnya, menjadi sebuah pembelajaran bagi masyarakat untuk meningkatkan kemandiriannya. “Koin berjalan dengan berbagai bentuknya dengan keberadaan masyarakat. Ini proses pembelajaran masyarakat menjadi spirit kemandirian NU,” ujar pria yang menamatkan studi perguruan tingginya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.

Lebih lanjut, Ajat juga menyampaikan bahwa dalam upaya meningkatkan partisipasi warga Nahdliyin dalam menunaikan zakat, infak, dan sedekah secara digital ini perlu upaya keras oleh awak LAZISNU. Pasalnya, NU memiliki 25 ribu pesantren dan 23 ribu sekolah yang perlu disosialisasikan.

“Kita juga bisa roadshow ke lembaga-lembaga ini. Perlu ada kerja keras teman-teman LAZISNU,” katanya.

Digitalisasi ini juga, jelasnya, merupakan langkah LAZISNU menerapkan kaidah al-muhafadhatu ‘ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah, menjaga karakter yang itu sudah menjadi tatanan kehidupan dan mengambil metode cara dunia yang tengah berlangsung dihadapi saat ini.

“Jadi tidak bertentangan dengan kaidah kebangsaan, kenegaraan, dan keagamaan. Itulah yang diajarkan para ulama kita,” jelasnya.

Hal yang tak kalah penting dari itu, katanya, Koin NU Digital ini dilakukan dalam rangka menjaga umat dalam koridor kebersamaan dan membangun kemandirian warga Nahdliyin.

Gerakan Koin NU Digital ini kerjasama NU Care LAZISNU dengan Gojek  dan GoPay. Bagi yang hendak memberikan donasi cukup dengan scan kode QRIS yang sudah tersedia, pengguna langsung dapat mendonasikan saldo GoPay-nya sesuai dengan yang dikehendaki. Nominal tersebut langsung masuk ke rekening LAZISNU.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Imdadun Rahmat, Head of Corporate Communication GoPay Winny Triswandhani, VP Public Affairs Gojek Astrid Kusumawardhani, dan Asisten Direktur Divisi Perizinan SP dan Elektronifikasi KPw Bank Indonesia DKI Jakarta Ria Swandito.
 
Catatan: Berita ini telah mengalami perbaikan. Di paragraf ke-3, semula tertulis 'Temanggung, misalnya, yang berhasil mengumpulkan Rp24 miliar...' Namun setelah dicek ulang, data yang betul adalah Rp8 miliar.   

Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad