Jakarta, NU Online
Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) bersama Kejaksaan Agung RI bersinergi mengokohkan Islam damai. Temu tersebut mengemuka dalam gelaran dzikir kebangsaan di lapangan Kejaksaan Agung RI, Jumat (20/7) pagi.
Dzikir Kebangsaan tersebut dihadiri 100 lebih ulama dan habaib dari berbagai daerah seantero Republik. Selain itu, sekitar 3000 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kejagung RI juga turut ambil bagian dalam kegiatan ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon (PB MDHW), KH Musthofa Aqil Siroj, dalam pidato sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Jaksa Agung RI HM Prasetyo, yang telah menggandeng MDHW menyelenggarakan dzikir kebangsaan di Kejagung.
Menurut dia, dzikir kebangsaan selain sebagai upaya rasa syukur dalam memperingati Hari Bhakti Adhyaksa ke-58, juga sebagai momentum muhasabah terkait apa yang sudah dicapai dan belum dicapai Kejakgung selama ini. Tak kalah pentingnya adalah untuk menyerukan Islam damai.
“Dzikir ini juga sebagai momentum muhasabah terkait apa yang sudah dicapai dan belum dicapai Kejaksaan selama ini. Sekalugus untuk menyerukan Islam damai,” ujar Kiai Musthofa Aqil.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat PB MDHW sekaligus Ketua Umum MUI, KH Ma'ruf Amin dalam mauidhoh hasanah mengatakan bahwa bangsa ini terdiri dari beragam agama dan suku serta golongan, sehingga potensi konflik dan perpecahan tentu sangat besar.
Kiai Ma'ruf berpandangan bahwa menjaga bangsa ini tidak hanya melalui ukhuwah Islamiyah, namun juga ukhuwah wathaniyah. Begitu juga dalam menjaga kerukunan bangsa ini, di samping usaha lahiriah, juga penting usaha-usaha batiniah seperti dzikir dan istighotsah.
“Dzikir bermaksud mengetuk pintu langit. Ini bagian dari usaha batiniah dalam menjaga ketukunan bangsa,” ujar kiai yang juga Rais Aam Syuriah PBNU ini.
Sekjen PB MDHW Hery Haryanto Azumi mengatakan dzikir kebangsaan di Kejakgung merupakan bentuk soft power dalam upaya deradikalisasi dan kampanye Islam damai.
“Selain upaya mengetuk pintu langit dan musahabah, dzikir merupakan bentuk soft power dalam upaya deradikalisasi di lingkungan lembaga negara. Ini penting dan perlu direplikasi oleh lembaga-lembaga negara lainnya,” jelas Hery.
Acara ini, tambah mantan Ketum PB PMII itu, juga akan mendapat Rekor MURI dalam Kategori Dzikir yang dilaksanakan oleh ASN terbesar dan tersebar di seluruh Indonesia. (Musthofa Asrori/Kendi Setiawan)