Nasional

Mahfud MD Luruskan Pemahaman tentang Pluralisme dan Pluralitas

NU Online  ·  Kamis, 17 Januari 2019 | 03:15 WIB

Mahfud MD Luruskan Pemahaman tentang Pluralisme dan Pluralitas

Mahfud MD (via istimewa)

Jakarta, NU Online
Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Mohammad Mahfud MD menegaskan bahwa pluralisme bukanlah paham yang menganggap bahwa semua agama itu benar.

Tetapi menurut Mahfud, pluralisme itu adalah paham bahwa perbedaan atau keberagaman merupakan fithrah yang diciptakan oleh Tuhan sehingga manusia sebagai ciptaan Tuhan harus siapa menerima dan menghargai perbedaan tersebut.

“Pluralisme bukanlah paham bahwa semua agama itu benar. Pluralisme adalah paham bahwa perbedaan adalah fithrah yang diciptakan oleh Tuhan sendiri dan kita sebagai manusia siap menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan itu dan bekerja sama dlaam perbedaan tersebut untuk maju bersama,” ujar Mahfud dikutip NU Online, Kamis (17/1) lewat twitternya.

Terkait keberagaman (pluralitas) tersebut, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menukil Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 48 yang menyatakan bahwa:

"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”

Mahfud juga menerangkan tentang pluralitas. Pluralitas menurutnya adalah fakta bahwa manusia diciptakan Tuhan berbeda-beda sebagai fithrah.

Sedangkan pluralisme adalah paham tentang bagaimana menyikapi dan menghayati fakta pluralitas itu dalam berhubungan dengan orang-orang yang berbeda dalam hidup.

“Jadi pluralisme itu adalah penyikapan batin dan pikiran atas pluralitas,” tandasnya. (Fathoni)