LKKNU: Bangun Indonesia dari Desa dan Keluarga Maslahah
NU Online · Ahad, 6 Oktober 2019 | 00:00 WIB
"Isu strategis yang kita lakukan yaitu adalah mengembangkan kapasitas organisasi, penguatan kapasitas fungsi keluarga maslahah, kemudian advokasi kegiatan pendidikan keluarga, lingkungan, perlindungan ibu dan anak agar terwujudnya keluarga maslahah," katanya di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional LKKNU, Jumat (4/10) di Hotel Acacia, Jakarta.
"Setelah Undang-Undan Desa berjalan, maka orientasinya adalah penguatan desa sebagai garda terdepan pembangunan. Nah, begitu kuatnya komitmen pemerintah untuk membangun desa itu, maka kita berkepentingan agar pembangunan desa itu berbasis keluarga," katanya.
Jadi, lanjut Ida, membangun Indonesia berbasis keluarga adalah, ketika kita berbicara tentang kesejahteraan ekonomi maka itu berbasis keluarga. Ketika berbicara kesehatan adalah kesehatan keluarga. Begitu juga dengan pendidikan, pangan, dan lain sebagainya. Jika hal itu terpenuhi, syarat menjadi keluarga maslahah akan terpenuhi.
"Nah, keluarga maslahah adalah keluarga yang memberikan kebaikan kepada setiap anggota keluarganya, juga kepada lingkungan sekitarnya dan alam. Nah, kalau semua keluarga seperti itu, maka akan tercipta desa maslahah, kalau tiap desa maslahah, insyaallah akan tercipta negara maslahah, Indonesia sejahtera, berkeadilan, dan berkeadaban bisa tercapai," jelasnya.
Menurut Ida, keluarga maslahah itu adalah sesuatu yang bisa diupayakan, tidak datang dengan sendirinya. Oleh karena itu, harus ada pendidikan bagi orang tua, pendidikan keorangtuaan atau parenting.
"Tidak bisa menciptakan keluarga maslahah itu tanpa ada pendidikan di dalamnya. Keluarga maslahah itu adalah keluarga yang orang tuanya, bapak ibunya saleh salehah, anak-anaknya saleh salehah juga. Rezekinya dari yang halal dan cukup untuk membangun kesejahteraan keluarganya,”"jelasnya lagi.
Berarti, sambungnya, untuk menciptakan orang tua yang saleh dan shalehah, harus dibangun sebelum oleh seseorang sebelum berkeluarga. Setidaknya sebelum memasuki dunia pernikahan. Karena itulah, di Kementerian Agama misalnya ada bimbingan perkawinan atau bimwin.
"Betapa pentingnya pendidikan perkawinan, calon pengantin, tapi juga bagi orang yang sudah menjalani kehidupan berumah tangga," pungkasnya.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
6
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
Terkini
Lihat Semua