Bandung, NU Online
Pengurus Lembaga Dakwah PBNU mengadakan pelatihan bertajuk Halaqah Da’i Cyber di hotel Asrillia, Kota Bandung, Jawa Barat, (9/9). Kegiatan tersebut diikuti perwakilan Lembaga Dakwah dari tiap kabupaten atau Cabang NU.
Ketua panitia kegiatan itu, Muhammad Immamduddin mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Teknologi dan Indformmatika, di Indonesia ada sekitar 137 juta orang pengguna ponsel aktif yang terhubung dengan internet.
Dengan demikian, ada sekitar 137 orang yang memiliki kemungkinan untuk memproduksi konten di media sosial, dan sebaliknya sekitar 137 juta orang yang mengkonsumsi konten itu. Namun, persoalannya, tidak semua konten itu positif.
“Konten intoleransi yang masuk ke internet lebih hebat dari konten positif,” katanya.
Ia mencontohkan pengaruh media sosial yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu. Waktu itu, ada seorang warga keturunan yang suka mendengar azan melalui pengeras suara. Ia menemui pengurus masjid dan terjadi perdebatan agak panas.
“Kemudian, dua jam setelah itu ada status yang bahasannya sangat provokatif dan dua jam kemudian, ada sembilan Wihara dibakar,” katanya. “Di internet semua tersedia, bahkan banyak negatifnya. Terutama yang memojokkan NU,” tambahnya.
Menurut dia, fenomena tersebut menjadi keperihatinan LD PBNU sehingga mengumpulkan pengurus LD NU dari Cabang-cabang untuk membahas bagaimana caranya mengimbangi konten negatif dengan konten positif.
“Kita kumpul di sini untuk membangkitkan para da’i untuk dakwah dimedia sosial. Kita kok yang punya konten. Mereka dakwah yang dadakan malah menguasai media. Ini saatnya, bagaimana dakwahnya di medsos,” jelasnya.
Pada pembukaan kegiatan itu, Ketua LD PBNU KH Maman Imanulhaq mengatakan dengan pelatihan itu LD PBNU ingin mmenegaskan bahwa Islam harus menjadi energi, spirit perdamaian, bukan untuk membenci. (Abdullah Alawi)