Nasional

Kritik Abu Dzar Al-Gifari kepada Umat Islam Abad Kedua Hijriyah

Jum, 4 Oktober 2019 | 13:15 WIB

Kritik Abu Dzar Al-Gifari kepada Umat Islam Abad Kedua Hijriyah

H Ulil Abshar Abdala pada pengajian Ihya Ulumudin, Kamis (3/10) malam di Masjid PBNU Jakarta (Foto: cropping video live streaming NU Online)

Jakarta, NU Online
Di antara sahabat Nabi yang paling mashur di kalangan umat Islam abad kedua Hijriah adalah Abu Dzar Al-Gifari. Ia merupakah sahabat Nabi yang terkenal dengan pola hidupnya yang sederhana, jauh dari kemewahan.
 
Sebagai umat yang langsung mendapatkan ilmu dari Rasulullah Saw, Abu Dzar mengkritik gaya hidup masyarakat Arab yang dinilainya sudah tidak relevan dengan ajaran Islam kala itu. Menurut Abu Dzar Al-Gifari, pola perubahan gaya hidup pada masyarakat Islam terjadi setelah Umat Islam memenangkan peperangan dan menguasai sejumlah wilayah di Jazirah Arab.
 
Cerita kritik Abu Dzar Al-Gifari tersebut disampaikan Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) saat Pengajian Bulanan Kitab Ihya Ulumudin di Masjid Annahdlah Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (2/10) malam. 
 
"Beliau (Abu Dzar Al-Gifari) mengingkari gaya hidup umat Islam  yang menjauhi kesederhanaan," kata Gus Ulil.
 
Padahal, lanjut Gus Ulil, pola hidup sederhana yang dilakukan Abu Dzar Al-Gifari itu adalah sikap yang juga dilakukan para Nabi dan sahabat-sahabatnya.
Melihat perubahan umat Islam tersebut Abu Dzar, kata Gus Ulil, umat Islam telah berubah, mereka telah meninggalkan pola hidup yang sederhana.
 
Sebagai contoh, sebelumnya umat islam tidak pernah mengayak atau menyaring beras, mana beras yang halus dan mana yang bukan, semuanya dikonsumsi. Tapi, kala itu yang dikonsumsi hanya beras halus, yang kasar dibuang. Itu terjadi paskakebangkitan Islam abad kedua Hijriah, di mana kala itu umat Islam  mulai banyak yang beralih kepada gaya hidup mewah.
 
"Roti dimakan dengan minyak samin dan daging. Zaman dulu orang jarang banget makan roti dengan lauk. Itu perubahan gaya hidup yang dikritik Abu Dzar, padahal dulu sangat sederhana," Gus Ulil menambahkan.
 
Putra Pengasuh Pesantren Mansajul Ulum Pati ini menjelaskan, kritik Abu Dzar Al-Gifari ini menjadi awal munculnya gerakan tasawuf di dunia. Karena, munculnya gerakan tasawuf sebagai kritik  beberapa muallim terhadap kondisi umat islam di abad kedua Hijriah.
 
Perubahan sikap umat Islam karena merasa hidup dalam kejayaan, lanjut Gus Ulil, terjadi pada masa kerjaan dinasti Bani Umayah dan Bani Abbasiyah. Peristiwa itu tercatat dalam Tarikh Ibnu Khaldun.
 
"Dalam muqadimahnya, Ibnu Khaldun menjelaskan bagaimana perjalanan orang Arab yang dulunya miskin, kemudian datang Islam, Islam menjadi perekat mereka," tutur Gus Ulil.
 
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan