Nasional HAJI 2022

Konjen RI Harapkan Agar Layanan Fast Track Haji Diperluas

Sen, 20 Juni 2022 | 04:00 WIB

Konjen RI Harapkan Agar Layanan Fast Track Haji Diperluas

Konjen RI di Jeddah Eko Hartono meminta fasilitas fast track haji dapat diperluas, tidak hanya di Bandara Soekarno Hatta, tetapi juga di bandara-bandara lainnya.

Makkah, NU Online

Konjen RI di Jeddah Eko Hartono berharap fasilitas fast track yang saat ini sudah diberlakukan di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng Jakarta dapat diperluas di bandara lain yang menjadi tempat pemberangkatan jamaah haji Indonesia.
 

“Mudah-mudahan, insyaallah ke depan fasilitas fast track ini bisa diperluas bukan saja di Cengkareng tapi juga di bandara lain, di Solo kemudian di Juanda, di Medan, dan di Makassar. Insyaallah,” katanya ketika menyambut kedatangan rombongan pertama jamaah haji gelombang kedua, di Bandara Jeddah, Ahad (19/06/2022).
 

Dengan layanan fast track, jamaah haji melakukan seluruh proses imigrasi di bandara asal. Di Bandara Soekarno Hatta, petugas imigrasi Arab Saudi sudah melakukan pemeriksaan dokumen sehingga ketika tiba di Bandara Jeddah, jamaah bisa langsung naik ke dalam bus menuju Makkah.
 

Kepada para jamaah, Eko Hartono mengingatkan mereka untuk menjaga dokumennya dengan baik. “Tadi saya masih melihat, ada fasilitas fast track tetapi ada juga jamaah yang mengeluarkan paspornya. Ini akan sangat berisiko karena kalau paspor itu sudah diproses dan imigrasi sudah dilakukan di Jakarta. Paspor disimpan. Ini yang kita perlu terus memberikan sosialisasi kepada jamaah. Imigrasi sudah dilakukan di Indonesia, paspor dan dokumen lainnya disimpan,” katanya.
 

Terkait dengan pemberangkatan gelombang pertama Eko menyampaikan prosesnya sudah berjalan dengan baik. Namun ia mengusulkan agar ke depan setiap kelompok diberikan bendera karena rombongan jamaah haji bersinggungan dengan kelompok lain. Jika ada yang membawa bendera, mereka tidak perlu mencari-cari rombongannya.
 

Kenakan kain ihram di embarkasi
 
Ketua PPIH Arsyad Hidayat dalam acara yang sama menyampaikan jamaah haji gelombang kedua harus sudah mengenakan pakaian ihram di embarkasi yang menjadi tempat pemberangkatan jamaah haji. Hal ini dikarenakan pemerintah Arab Saudi tidak mengizinkan jamaah haji tidak boleh berlama-lama di Bandara Jeddah.
 

Jamaah dapat berniat haji di embarkasi, di pesawat udara ketika posisi penerbangan berada di Yalamlam yang menjadi miqat atau berniat di Bandara Jeddah. Namun setelah berniat dengan menggunakan kain ihram, jamaah harus mengikuti sejumlah aturan, termasuk larangan melakukan sejumlah hal, seperti memakai wangi-wangian.
 

Sebelumnya, jamaah haji memiliki waktu yang cukup banyak di Bandara Jeddah. Di lokasi tersebut, mereka dapat mandi, menggunakan pakaian ihram, dan shalat sunnah, baru kemudian meniatkan diri untuk berhaji di lokasi tersebut.

 


Dalam melaksanakan ibadah haji, jamaah diwajibkan untuk berniat dengan menggunakan pakaian ihram pada tempat yang telah ditentukan, yang disebut sebagai miqat zamani.  
 

Terdapat lima tempat yang menjadi miqat. Pertama, Dzulhulaifah (Bir Ali) bagi penduduk Madinah dan yang melewatinya. Kedua, Juhfah, yang digunakan sebagai miqat bagi yang dari dari barat, yaitu Mesir, Palestina, Suriah, Yordania dan wilayah sekitarnya. Ketiga, Qarnul Manazil, yang digunakan bagi jamaah dari selatan dan timur seperti Riyadh, Dubai, Yaman. Keempat Yalamlam, yang digunakan bagi jamaah yang datang dari timur seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan. Terakhir, Zatu Irqin, yang digunakan bagi jamaah yang datang dari timur laut seperti Iraq.

 
Pewarta: Achmad Mukafi Niam
Editor: Syakir NF