Nasional

Komisioner BWI: Potensi Wakaf di Indonesia Terus Mengalami Peningkatan

Ahad, 30 Oktober 2022 | 00:30 WIB

Komisioner BWI: Potensi Wakaf di Indonesia Terus Mengalami Peningkatan

Suasana milad pertama Badan Wakaf Indonesia yang digelar di Jakarta. (Foto: Dok. BWI)

Jakarta, NU Online
Anggota (Komisioner) dan Ketua Pusat Kajian dan Transformasi Digital (PKTD) Badan Wakaf Indonesia (BWI), Irfan Syauqi Beik, mengatakan bahwa potensi wakaf di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari data pengumpulan uang nasional.


“Pada periode 2011-2018 uang wakaf Indonesia terkumpul 255 Miliar. Pada periode 2018-2021 terkumpul sebanyak 855 Miliar. Sejak 2011 hingga 2022 meningkat, yaitu mencapai 1,65 Triliun. Ini merupakan peningkatan yang luar biasa,” ungkap Irfan saat mengisi materi Pelatihan Kompetensi dan Sertifikasi Nazhir di Hotel Bidakara Center Jakarta, pada Sabtu (29/10/2022).


Irfan menjelaskan bahwa BWI terus melakukan ikhtiar untuk mendongkrak dan mendorong upaya optimalisasi potensi wakaf di Indonesia. Meskipun saat ini masih jauh dari potensi, namun menurut dia, progresnya sudah terlihat dengan baik.


“Indonesia sudah alhamdulillah, kita boleh klaim bahwa kita punya indeks yang mengukur kinerja perwakafan nasional pertama di dunia. Kita mencontoh dan memotret bagaimana kondisi pengelolaan wakaf dengan suatu parameter ukuran yang objektif dan bisa diukur dari waktu ke waktu sehingga bisa dilihat progresnya,” jelasnya.


“Progres tersebut naik dan meningkat dibuktikan dengan angka, terutama berkaitan dengan database. Kita secara kuantitas termasuk terbesar di dunia. Kita punya 421 ribu nazhir perorangan,” lanjut Irfan.


Doktor Ekonomi Islam di International Islamic University Malaysia ini menjelaskan bahwa database wakaf memilik fungsi yang sangat penting. Dengan adanya database, lanjut dia, dapat menjelaskan bagaimana pengaruh wakaf terhadap kehidupan bangsa.


“Contohnya, terdapat 50 ribu sekolah wakaf yang terdata, artinya dengan adanya wakaf pendidikan akan banyak siswa yang mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan , angka-angka ini tidak boleh diabaikan dan  disepelekan,” tandasnya.


Lebih lanjut, Irfan mengatakan bahwa saat ini para nazhir akan memanfaatkan berbagai platform komersial maupun sosial untuk melakukan pengumpulan uang wakaf agar potensi wakaf di Indonesia semakin meningkat.


“Di Indonesia sudah kita temukan e-commerce yang sudah melakukan pengumpulan zakat, infaq, wakaf, dan sadaqah (ziswaf). Demikian pula di platform media sosial, kita sudah bisa menemukan pengumpulan wakaf, termasuk dalam hal ini BWI sudah mengembangkan yaitu platform berkah wakaf kebaikan. Ini adalah platform base financing, di mana nanti semua program pendanaan akan diakses melalui platform tersebut,” jelasnya.


Selain itu, menurut Anggota Komisaris BWI tersebut, Indonesia juga sudah mengembangkan berbagai macam kolaborasi yang diistilahkan dengan hybrid financing melalui Islamic banking channel. Contohnya kolaborasi dengan fintech peer to peer landing.


“Yang sudah dilakukan dalam lima tahun terakhir, wakaf klaim asuransi, dan itu menjadi salah satu channel untuk mendanai program wakaf,” imbuh Irfan.


Ia mengatakan bahwa potensi wakaf Indonesia akan semakin maju. Ke depan, menurut dia, akan ada pojok-pojok pengumpulan wakaf yaitu berupa konter-konter pengumpulan yang sangat mungkin akan BWI kembangkan.


Kontributor: Siti Maulida
Editor: Musthofa Asrori