Nasional

Kiai Said soal Pesantren NU Libur di Malam Jumat: Baca Maulid Nabi

Jum, 22 September 2023 | 08:00 WIB

Kiai Said soal Pesantren NU Libur di Malam Jumat: Baca Maulid Nabi

KH Said Aqil Siroj saat mengisi peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul Masyayikh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (21/9/2023) malam. (Foto: tangkapan layar Youtube GusMus Channel)

Rembang, NU Online

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengungkapkan bahwa pesantren merupakan banteng budaya peradaban Islam. 


“Maka pesantren Nahdlatul Ulama, pesantren ahlussunnah, Lirboyo, entah Rembang, Lasem, Tegalrejo, Kempek, Babakan, Buntet, Jawa Barat itu, setiap malam Jumat libur,” ungkap Kiai Said, sapaan akrabnya.


Kemudian, penulis buku Allah dan Alam Semesta Perspektif Tasawuf Falsafi (2021) itu bertanya kepada hadirin, untuk apa pesantren libur di hari Jumat? Tak ada jawaban, kiai yang dikenal memiliki hafalan kuat ini pun menjawab sendiri.


“Untuk baca Maulidir Rasul Saw,” ungkap Kiai Said, dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul Masyayikh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (21/9/2023) malam, disiarkan langsung akun Youtube GusMus Channel.


Kemudian, kiai kelahiran 3 Juli 1953 itu menceritakan pengalamannya dengan Maulid. “Saya sejak kecil baca Maulid sampai hafal sendiri, Barzanji itu. Tidak niat menghafalkan sudah hafal sendiri, karena setiap malam Jumat baca Maulid,” akunya.


Ketua Umum PBNU 2010-2021 itu juga mendorong pengurus NU untuk menghafal maulid albarzanji, burdah, khutbah nikah, khutbah jumat, khutbah gerhana rembulan, khutbah gerhana matahari, talqin di kuburan, tahlil, manaqib Syaikh Abadul Qadir Al-Jilani. 


“Terutama syuriyah, terutama. Kalau tanfidziyah enggak begitu enggak apa-apa lah,” kelakarnya.


Lalu Kiai Said menjelaskan alasan kenapa harus dihafal. Yaitu barzanji, diba’, misalnya, adalah milik kita. Jika milik kita, menurutnya, tak mungkin orang lain menjaga, merawat dan melestarikan.


“Maka kita yang harus hafal. Kita yang harus menjaga, merawat, melanggengkan. Terus turunkan kepada anak-anak kecil. Ila yaumil qiyamah, insyaallah. Anak orang NU hafal barzanji. Terus cucunya hafal semua, sampai yaumil qiyamah,” imbaunya, di depan hadirin.


Dengan cara seperti itulah, menurut Kiai Said, merupakan salah satu bentuk upaya menjaga budaya, tradisi, tsaqafah dan hadlarah Islam Ahlussunnah wal Jamaah. 


Tampak hadir mengikuti acara ini Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus yang sekaligus tuan rumah, Katib Aam PBNU KH Said Asrori, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, Sekjend PBNU H Saifullah Yusuf, Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa, KH Amin Said Husni dan Habib Hilal Al-Aidid. Juga Ketua Pencak Silat Pagar Nusa, Gus Nabil Haroen.