Nasional

Doa Kiai Said untuk Gus Yahya dan Gus Mus di Haul Masyayikh Rembang

Jum, 22 September 2023 | 06:00 WIB

Doa Kiai Said untuk Gus Yahya dan Gus Mus di Haul Masyayikh Rembang

KH Said Aqil Siroj saat mengisi peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul Masyayikh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (21/9/2023) malam. (Foto: tangkapan layar Youtube GusMus Channel)

Rembang, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2010-2015 dan 2015-2021 KH Said Aqil Siroj mendoakan Ketua Umum PBNU 2022-2027 KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya.


"Almukarram, akhīnal 'azīz, KH Yahya Staquf Rais jam'iyah Nahdlatul Ulama, a'azzahullāh bi 'izzih, wa akramahu bikarāmih," ucap Mustasyar PBNU 2022-2027 itu, di depan hadirin.


Jika diterjemah bebas, artinya: "Yang mulia, saudara kita yang gagah, KH Yahya Staquf Ketua organisasi Nahdlatul Ulama, semoga Allah memuliakannya dengan kemuliaan-Nya, dan memurahinya dengan kemurahan-Nya."


Doa berbahasa Arab itu diungkapkan Kiai Said saat memberi penghormatan di awal ceramah, dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw dan Haul Masyayikh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Kamis (21-22/9/2023) malam, yang disiarkan langsung akun Youtube GusMus Channel.


Sebelumnya, Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jagakarsa, Jakarta Selatan itu juga memberi penghormatan dan mendoakan Musytasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.

 

Selain itu, Kiai Said menyebut nama Menteri Agama H Yaqut Cholil Qoumas, Sekjen PBNU H Saifullah Yusuf, Katib Aam PBNU KH Said Asrori, Waketum PBNU KH Zulfa Mustofa, KH Amin Said Husni dan Habib Hilal Al-Aidid. Juga Ketua Pencak Silat Pagar Nusa, Gus Nabil Haroen. 


Tak lupa, Kiai Said juga menyebut nama KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha. Meski disebut terakhir, tetapi nasabnya diurut ke atas, sampai bersambung dengan Kiai Said. “Jadi saya dengan Gus Baha: Gus Baha itu memanggil saya Mbah,” terangnya, seraya terkekeh.


Alumnus Pesantren Lirboyo dan Krapyak itu berharap, pertemuan di malam itu tak hanya di dunia belaka, tetapi juga di akhirat kelak.

 

“Ya Allah, seperti Engkau telah mempertemukan kita dengan masyayikh Rembang, pertemukanlah kita semua nanti di akhirat, juga dengan masyayikh Rembang, almarhum almaghfurlah Kiai Kholil Harun, Kiai Bisri Mustofa, Nyai Ma’rufah, Kiai Cholil Bisri,” doa Kiai Said.


Dalam kesempatan ini, Kiai Said juga menyebut buku karangan Kiai Cholil Bisri, salah satu kiai yang juga terjun di dunia politik.

 

“Kiai Cholil almarhum, Bapaknya Gus Yaqut, Bapaknya Gus Yahya, punya karangan Ilmu Mantiq. Bahasa Indonesia sudah, gampang dibaca. Enggak usah yang Bahasa Arab, angel (sulit),” terangnya.


Selain itu, Kiai Said menyebut bahwa ayahandanya adalah murid KH Kholil Harun, Kasingan, Rembang. “Ayah saya itu muridnya Mbah Kholil, muridnya Mbah Kholil (bin) Mbah Harun, mbahnya Gus Mus. Di sini khatam Alfiyah. Setelah di sini khatam Alfiyah, pindah ke Lirboyo,” ungkapnya.


“Makanya saya harus datang haul di Rembang ini. Ayah saya iso moco Alfiyah, iso-iso ngaji Alfiyah, hasil mondok dateng Rembang (Ayah saya bisa membaca Alfiyah, bisa mengaji Alfiyah, hasil mondok di Rembang),” tegasnya, menunjukkan kedekatan.


Di akhir ceramah, Kiai Said mendoakan KH Ahmad Mustofa Bisri, yang kini berusia 79 tahun. “Mudah-mudahan Allah berikan panjang umur. Dan saya juga minta panjang umur. Insyaallah tahun depan ke sini lagi, haul lagi ke sini lagi,” doanya, dalam Bahasa Jawa, yang lalu diamini jamaah.