Nasional

Kiai Said: Omong Kosong Bela Islam Tanpa Pengetahuan

Ahad, 15 Desember 2019 | 13:30 WIB

Kiai Said: Omong Kosong Bela Islam Tanpa Pengetahuan

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan orasi ilmiah pada Rapat Senat Terbuka Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Wisuda Diploma, Sarjana, dan Magister di Kampus Unusia, Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/12). (NU Online/Syakir NF)

Bogor, NU Online
Tak sedikit umat Islam mengklaim dirinya tengah berjuang membela agamanya. Perjuangan yang dilakukan haruslah dengan bekal pengetahuan yang melimpah. Tanpanya, hanyalah nol besar.
 
"Omong kosong kalau membela Islam tanpa ilmu, skil, tekonologi dan memajukan ilmu pengetahuan," tegas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat memberikan Orasi Ilmiah pada Wisuda Diploma, Sarjana, dan Magister Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/12).
 
Pengetahuan, menurutnya, menjadi satu-satunya jalan untuk memperkuat agama. "Kalau ingin memperkuat Islam, pertama dan terakhir harus berdasarkan intelektual pemahaman yang benar," katanya.
 
Tidak mungkin mampu membela Islam, jelasnya, tanpa pengetahuan yang benar. Bahkan, justru akan berdampak lebih berbahaya jika mengaku membela tetapi tidak mengetahui caranya.
 
Kiai Said memberikan contoh intelektual Muslim, seperti Imam Hasan Bashri, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, hingga Imam Syafii. "Merekalah orang yang berjasa besar membangun kebesaran agama Islam," terang guru besar ilmu tasawuf itu, "Islam tidak akan kuat tanpa dibela dengan keilmuan," imbuhnya.
 
Lebih lanjut, Kiai Said juga menegaskan bahwa hal tersebut sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh Walisongo dalam menyampaikan dakwahnya di Bumi Nusantara. Dengan bekal pengetahuannya, mereka mengharmoniskan agama dan budaya. Itulah Islam Nusantara yang dimaksud olehnya.
 
Agama sebagai nilai universal yang datang dari Allah, sedang budaya hasil kreativitas kecerdasan manusia menyatu dalam satu bentuk melahirkan energi positif. "Ketika agama dan budaya harmonis melahirkan manusia bertakwa. Budaya harmonis dengan agama melahirkan manusia beriman," katanya.
 
Sebab, menurutnya, agama tanpa budaya jumud, sedangkan budaya tanpa agama menjadi liberal, gersang, dan tidak bermanfaat. "Oleh karena itu harus menyatu, satu langkah, satu suara," tegasnya.
 
Agama dan budaya itulah dua amanah yang harus dijaga oleh manusia karena sudah mengaku sanggup menerimanya ketika langit, bumi, gunung, dan alam semesta enggan mengembannya.
 
"Dua amanah ini satu tarikan napas, satu sikap, satu tindakan, satu ucapan. Harus harmonis antara satu dan yang lain. Maka akan melahirkan manusia yang sempurna, insan kamil yang beragama dan berbudaya beriman dan cerdas kreatif inovatif bertakwa kepada Allah," ujar Pengasuh Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini.
 
Menurutnya, amanah tersebut merupakan hal paling berat yang menjadi tanggung jawab manusia. "Ini risalah yang paling berat untuk NU yang harus kita selalu emban yang tidak boleh bergeser dari sikap ini," pungkas Kiai Said.
 
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan