Nasional

Kiai Sahal Ikuti Jejak Dakwah Sunan Kalijaga

NU Online  ·  Rabu, 21 Mei 2014 | 03:30 WIB

Yogyakarta, NU Online
Dalam jejak dakwahnya, KH MA Sahal Mahfudh telah mengikuti jejak dakwah Sunan Kalijaga yang menggunakan pendekatan 3M, yakni Momong, Momol, dan Momot. Momong artinya mengasuh, sedangkan momol bisa bergaul dengan semua level manusia. Adapun momot yaitu menampung aspirasi dari berbagai kelompok. <>

Demikian disampaikan oleh Dr H Wayono Abdul Ghafur dalam Diskusi dan Bedah Buku “Belajar dari Kiai Sahal” yang berlangsung di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (19/5).

Menurutnya, dakwah yang dilakukan oleh Kiai Sahal merupakan dakwah dalam pengembangan masyarakat, yakni dengan membuat pelayanan sosial untuk kehidupan bermartabat. Hal ini tentu berbeda dengan dakwah yang dilakukan kiai pada umumnya, yakni ceramah. “Mbah Sahal itu kalau diundang ceramah nggak mau,” tegas Waryono.

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menambahkan, bahwa apa yang diperjuangkan Kiai Sahal adalah tumbuhnya kemandirian umat demi kehidupan yang ideal, sehingga bisa bekerjasama dengan siapapun. “Beliau itu pemikir yang baik. Beliau juga kiai yang penggerak dan mampu membumikan fiqih dalam konteks sosial,” tandasnya.

Dari sisi politik, Moch Nur Ichwan yang merupakan salah satu penulis dalam buku “Belajar dari Kiai Sahal” mengatakan bahwa Kiai Sahal merupakan sosok yang a-politis namun memiliki ketegasan sikap di dalam berpolitik itu sendiri.  

Menurutnya, jika politik dalam tingkat rendah adalah bertujuan mendapatkan kekuasaan, maka Kiai Sahal telah mempraktekkan politik dalam tingkat tinggi, yakni politik yang bertujuan mewujudkan keadilan dan kemaslahatan umat.

Diskusi dan Bedah Buku ini juga menghadirkan Ulil Abshar Abdalla menjadi pembicara. Selain itu, H Abdul Ghaffar Rozin yang merupakan putra Kiai Sahal didaulat menjadi keynote speaker. Ketua PBNU M Imam Aziz juga turut hadir dalam acara ini. (Dwi Khoirotun Nisa’/Anam)