Nasional

Kiai Pagar Nusa Alami Pengusiran Saat Ceramah Maulid Nabi

Sen, 23 Februari 2015 | 01:31 WIB

Jakarta, NU Online
KH Nuril Arifin yang biasa disapa Gus Nuril Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Jakarta yang juga anggota Dewan Khos PSNU Pagar Nusa mengalami "pengusiran" yang dilakukan Habib Ali bin Husein Assegaf Pimpinan Majlis Ta'lim Nurul Habib pada Jum'at malam (20/2) saat sedang menyampaikan ceramah Maulid Nabi Muhammad saw di masjid Assu'ada Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.<>

Menurut ketua panitia Muhammad Atthiq Murthado, terjadinya "pengusiran" yang dilakukan Habib Ali ini diakibatkan ketidakterimaannya atas ceramah Gus Nuril yang baru beberapa menit berjalan dalam mengupas sejarah Islam tentang wahabi dan penyebaran Islam di Indonesia dari Cina.

“Belum sampai pada inti ceramah, Habib Ali memotong ceramah Gus Nuril lalu mempersilakannya untuk turun dari panggung,” ujar Murtadho.

Murtadho mengungkapkan, sabotase ditengarai sengaja dilakukan oleh kru Nurul Habib, terlihat saat Gus Nuril ceramah, mikrofon yang digunakan volume suaranya disetting kecil, sedangkan mikrofon yang digunakan Habib Ali suaranya keras, namun saat mikrofon yang dipegang Habib Ali diminta panitia, tidak diberikan.

Murtadho menjelaskan, bahwa "sabotase" ceramah dari Gus Nuril bermula dari mengundang Habib Ali bin Husein Assegaf yang harus sepaket dengan sound systemnya yang berbiaya 5 juta.

Diduga ada massa FPI yang memprovokasi acara, itu terdengar ketika Habib Ali berteriak pada massa disebelah panggung. "Massa FPI harap tenang,” teriak Habib. Padahal Murtadho melihat tidak ada yang menggunakan atribut FPI.

Selesai acara, Murtadho dipanggil Habib Ali dan didamprat. "Ente kalau manggil kiai yang cerdas dikit," seloroh Habib Ali.

Karena merasa kiainya diremehkan, Murtadho malah mempertanyakan. “Habib ini habib FPI apa NU,” tanyanya. Ditanya seperti itu, Habib Ali malah tidak mau menjawab dan pergi begitu saja.

Di tingkat nasional, Gus Nuril dikenal sebagai kiai pancasilais karena ceramahnya selalu menekankan pentingnya persaudaraan antar umat beragama dan memberi pengetahuan tentang paham wahabi dan organisasi HTI yang ingin merubah dasar negara Indonesia.

Dia sering berceramah digereja, pura, vihara, dan tempat ibadah umat agama lain demi memberikan pemahaman Islam rahmatan lil 'alamin. Hal inilah yang tidak disukai oleh kalangan kelompok radikal yang memusuhi dakwah Gus Nuril. (Sukma Adi/Fathoni)