Nasional

Kiai Masdar Tegaskan Indonesia Bisa Menjadi Rujukan Peradaban Islam Dunia

NU Online  ·  Jumat, 12 Mei 2017 | 21:12 WIB

Kiai Masdar Tegaskan Indonesia Bisa Menjadi Rujukan Peradaban Islam Dunia

KH Masdar Farid Mas'udi.

Semarang, NU Online
Peradaban besar diinisiasi oleh pijakan yang bersifat transenden. Masyarakat bisa melihat Eropa dengan nilai-nilai reliji Kristiani, India dengan Hinduism, China dengan Buddism. Sedangkan Islam belum memiliki representasi negara yang memiliki kekuatan besar. 

Indonesia bisa menjadi perwakilan peradaban Islam sebagaimana yang disampaikan Rais Syuriyah PBNU, KH Masdar Farid Mas'udi dalam Halaqah Kebangsaan bertema "Meneguhkan Semangat Berbangsa dan Bernegara Kaum Santri". 

Selain itu hadir pembicara kedua; Ketua PWNU Jateng KH Abu Hafshin. Bertempat di auditorium II kampus III UIN Walisongo Semarang, Jumat (12/5).

Kiai yang pernah mondok di API Magelang ini melanjutkan bahwa dengan hadirnya blok peradaban Islam di dunia akan menciptakan perdamaian dunia. Dengan cita-cita bahwa Islam mewakili peradaban Islam maka sudah seharusnya NKRI ini menjadi negara super power. 

Indonesia memiliki Pancasila yang secara substansial berisi nilai-nilai al-Quran. Secara ringkas bahwa ciri-ciri politik islam adalah mengedepankan keadilan.

Bila kita perinci Pancasila yaitu sila ketuhanan sebagai landasan spiritual. Sila Kedua merupakan nilai-nilai moral. Sedangkan sila Ketiga membicarakan persatuan dan sosial. Sila Keempat bagian dari musyawarah. Terakhir muaranya adalah sila kelima yaitu keadilan bagi rakyat Indonesia.

"Indonesia dengan Pancasila yang muaranya adalah keadilan sangat Islami walau tak secara resmi negara Islam," tandas Kiai kelahiran Purwokerto ini.

Hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi setinggi-tingginya kepada alumni UIN Walisongo se-Indonesia yang telah menginisiasi halaqah kebangsaan.

"Ini merupakan kegiatan yang sangat relevan sesuai kondisi bangsa kita. Kita harus terpanggil bagaimana menjaga nilai-nilai yang selama ini kita pegangi. Semoga kita menjadi semakin baik dan menjaga bangsa dan negara dengan baik," tutur Lukman.

Santri mampu mengaktualisasi dan mengimplementasi nilai-nilai keislaman melalui tradisi. Tradisi dan budaya itulah sebagai medium sebagai wadah untuk memasukkan nilai-nilai berlandaskan Al-Quran dan Hadis. Karena itulah santri sangat menghargai tradisi. (Zulfa/Fathoni)