Nasional

KH Nasaruddin Umar Minta Masukan agar Masjid Istiqlal Ramah Disabilitas

Jum, 27 Desember 2019 | 15:00 WIB

KH Nasaruddin Umar Minta Masukan agar Masjid Istiqlal Ramah Disabilitas

Suasana kajian fiqih disabilitas di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (27/12). Foto: (NU Online/Husni Sahal)

Jakarta, NU Online
Masjid Istiqlal memiliki komitmen menjadi tempat ibadah yang ramah bagi penyandang disabilitas. Upaya yang dilakukannya ialah dengan meminta masukan para pegiat penyandang disabilitas. Nantinya, masukan yang diterima disampaikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hal itu dikemukakan Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar di sela-sela mengisi Kajian Fiqih Disabilitas di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (27/12), yang diselenggarakan atas kerja sama Lembaga Advokasi untuk Disabilitas Inklusif Indonesia (Audisi) dan Bimas Islam Kementerian Agama.

"Kami juga mohon masukan tentang akses-akses untuk penyandang disabilitas. Mumpung Istiqlal sekarang ini sedang direnovasi besar," kata Kiai Nasar.

Merespons permintaan Kiai Nasar, pendiri Audisi, Yustitia Arief mengungkapkan rasa bahagiannya . Sepanjang mengadvokasi hak-hak penyandang disabilitas, Yustitia mengaku baru kali ini ada pihak masjid yang secara terbuka meminta masukan untuk terwujudnya hak-hak keagamaan penyandang disabilitas. Menurutnya, komitmen yang dimiliki pihak Masjid Istiqlal seharusnya diikuti oleh masjid-masjid lain.

"Baru kali ini saya melihat ada pihak masjid yang benar-benar berkomitmen untuk mewujudkan masjid yang inklusif, ramah disabilitas. Apalagi tidak hanya sekadar bahwa 'oh nanti dibikin ini, dibikin itu secara aksesabilitas, tapi juga bagaimana memahami disabilitas, bagaimana melayani para penyandang disabilitas," kata Yustitia.

Sementara anggota tim penyusun buku 'Fiqih Penguatan penyandang Disabilitas', Bahrul Fuad menyatakan bahwa permintaan Imam Besar Masjid Istiqlal merupakan dampak nyata dari adanya buku yang disusun bersama sejumlah lembaga tersebut.

"(Permintaan masukan) Itu bagus. Artinya dampak buku fiqih penyandang disabilitas terlihat nyata. Jadi ini sebenarnya jalan advokasi yang bisa dikata berhasil," kata pria yang kerap disapa Cak Fu itu.

Dengan adanya permintaa itu, Ia pun berharap, ke depan, para penyandang disabilitas dan komunitas-komunitas yang memiliki perhatian terhadap hak-hak penyandang disabilitas harus pro-aktif. "Karena istiqlal sudah membuka pintu untuk memberi masukan," ucapnya.

Ia mengemukakan di antara akses bagi penyandang disabilitas yang perlu mendapatkan perhatian dari pihak Masjid Istiqlal adalah memperbanyak pintu masuk untuk penyandang tuna daksa pengguna kursi roda.

"Di antaranya akses untuk kursi roda masuk, kemudian toilet yang ramah disabilitas itu juga belum. Terus nanti juru perlu bahasa isyarat di setiap shalat jumat," ucapnya.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi