KH Miftachul Akhyar Jelaskan Penyebab Manusia Terhalang Melihat Allah
NU Online · Ahad, 12 Maret 2023 | 23:00 WIB
Afina Izzati
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan fitrah manusia yakni selalu mengakui kewujudan Allah. Allah yang memiliki wujud jelas tidak perlu dipertanyakan eksistensinya.
"Kita diajak melihat apakah diri kita memiliki akal yang bersih atau sudah terlalu kotor. Makanya ada pertanyaan kok bisa Allah itu terhalang, bagaimana bisa akal kita ini menganggap Gusti Allah ini tertutup, terhalang atau tidak terlihat," ungkapnya dalam channel YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar, Jumat lalu.
Terhalangnya melihat Allah hanya karena seseorang memiliki sesuatu, seperti rumah baru, pakaian baru sampai hingga akhirnya lupa kepada Allah. Padahal hakikatnya yang mewujudkan itu semua adalah Allah.
"Rumah baru, pakaian baru, hakikatnya semua berasal dari Allah, walaupun itu ikhtiar kita, hasil kerja kita tetapi yang membuat kita bisa untuk bekerja, yang membuat kita bisa berhubungan baik dengan orang lain itu semua yang menggerakkan adalah Allah," ucap Kiai Miftach.
Menurutnya jika Allah memberikan langsung pakaian, makan, dan rumah ke hadapan manusia tanpa mereka bersusah payah atau ikhtiar maka tidak akan ada kenikmatan hidup, dan akhirnya kita tidak memahami nilai kehidupan.
"Sehingga dilewatkan dengan perantara bekerja, berikhtiar sampai memeras keringat setiap hari, itu akan menjadi sunnah kehidupan kita," ujarnya.
Kiai miftach menjelaskan bahwa akal manusia jika bersih maka mudah untuk mengenali Allah. Yang menyebut Allah wujud itu adalah akal. Meskipun tidak menemui langsung sifat kewujudan Allah, tetapi sifat-sifat yang terdapat di dalam Al Qur'an atau asmaul husna itu menunjukkan Allah wujud.
"Maka kita dilarang merusak akal, seperti mabuk-mabukan, narkoba dan sebagainya. Kita juga dilarang membunuh satu sama lain, mengganggu kejelasan nasab. Pernikahan merupakan pintu untuk memperjelas nasab seseorang. Jika tidak ada pernikahan maka seorang anak bisa menikahi ibunya dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan tidak adanya nasab," jelasnya.
Ia menambahkan, dilarang pula mengganggu harta kekayaan orang lain, karena setiap orang sudah memiliki hak atas hartanya masing-masing. Selain itu juga harus menjaga kehormatan orang lain, tidak mencemooh dan saling mengejek satu sama lain.
"Kenapa ini semua menjadi kesepakatan dunia, bahkan agama mana pun menggunakan kesepakatan ini? Karena dunia akan berdiri dengan baik jika 5 pokok perkara ini terpelihara dengan baik," pungkasnya.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
Terkini
Lihat Semua