Nasional

KH Miftachul Akhyar: di Dunia Sebenarnya Tak Ada Waktu untuk Bersenang-senang

Sel, 14 Maret 2023 | 20:00 WIB

KH Miftachul Akhyar: di Dunia Sebenarnya Tak Ada Waktu untuk Bersenang-senang

Rais 'Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. (Foto: Dok. NU Online)

Jakarta, NU Online

Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa sebenarnya dalam hidup di dunia tidak ada waktu kosong, dan tidak ada waktu untuk berleha-leha (bersantai) seperti mencari happy (rasa senang).


"Di dunia happy itu tidak ada, happy itu nanti di akhirat. Ndak ada, saya pastikan di dunia nggak ada happy. Happy itu rasa kesenangan, rasa tenang, nggak ada gangguan sama sekali," ujar KH Miftachul Akhyar pada tayangan Ngaji Syarah Al-Hikam pertemuan ke-8 di channel YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar diakses oleh NU Online, Selasa (14/3/2023).


Menurut Kiai Miftach meskipun di dunia nggak ada happy, tetapi agama tetap menyarankan memberi jalan agar nanti di akhirat dapat bertemu dengan happy yang benar-benar total, happy yang sempurna.


"Maka waktu hidup di dunia senangkan hatimu, luangkan hatimu dari ngurus-ngurus sesuatu yang kira-kira membuatmu nanti tidak menemukan happy. Uruslah dirimu, cari ketenangan dirimu, tidak bersentuhan atau katakan tidak terus bergelut dengan sesuatu yang nantinya malah mencegah happy," imbuhnya.


Lebih lanjut ia menegaskan hal tersebut bukan berarti mengistirahatkan diri untuk tidak melakukan apa-apa.

 

"Lah terus apa kita ibadah 24 jam? Nggak ada yang mampu. Di saat turunnya ayat Ya ayyuhalladzina amanu ittaqullaha haqqa tuqatih, Wa la tamutunna illa wa antum muslimun. Sahabat-sahabat nangis semua, ya Rasulullah bagaimana saya bisa melakukan takwa dengan haqqo tuqotih, sebenar-benarnya takwa. Sehingga kemudian turun ayat fattaqullaha mastatho'tum," jelas Kiai Miftach.


Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut menjelaskan bahwa mastatho'tum itu semampunya. Arti semampunya itu bukan berarti terserah diri sendiri. Semampunya bukan juga tidak memberi peluang, sebab manusia ada masa-masa kebosanan, jadi jika di-full-kan terlalu banyak akan ada merasa bosan.


"Jadi intinya bukan berarti kita ibadah terus nggak, di sini kita diberi petunjuk. Urusan-urusan yang sudah ditanggung oleh Allah jangan kamu urus. Allah memerintahkan kepada kita agar ngurusi apa yang diperintahkan oleh Allah. Sudahlah kosongkan dirimu dari ngurus-ngurus yang sudah diurus oleh Allah. Bukan berarti ini dilarang ngurus dunia, nggak. Yang dimaksud ngurus ini sampai menghabiskan pikiran, ibadah keteteran sehingga agama nomor dua, dunia nomor satu. Ini yang dilarang," tegas Kiai Miftach.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad