Nasional

KH Masjkur, Perintis dan Pejuang Kemerdekaan Indonesia

NU Online  ·  Selasa, 24 April 2018 | 08:30 WIB

KH Masjkur, Perintis dan Pejuang Kemerdekaan Indonesia

KH Masjkur (1902-1992)

Jakarta, NU Online
Ketua Tim Pengusul dan Peneliti Gelar Daerah (TP2GD) Kota Malang, Jawa Timur Prof KH Kasuwi Saiban menegaskan, ulama asal Malang KH Masjkur (1902-1992) adalah perintis dan pejuang kemerdekaan Indonesia. Tercatat, KH Masjkur memimpin pasukan Sabilillah dalam perjuangan mempertahakan kemerdekaan.

Kasuwi menjelaskan, periode perjuangan kemerdekaan bagi kalagan pesantren memiliki arti yang sangat mendalam. Pesantren menjadi bagian dari simpul-simpul perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan yang ada, mulai terlibat dalam perjuangan fisik hingga mengisi kemerdekaan.

“Dalam sejarah tersebut, perlu dicatat seorang ulama asal dari Singosari Malang bernama KH Masjkur,” terang Kasuwi dalam keterangan tertulisnya kepada NU Online, Selasa (24/4).

Sebab itu menurut Kasuwi, tak berlebihan kiranya jika KH Masjkur disebut sebagai ulama yang merintis, memperjuangkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

Sebagai orang yang merintis kemerdekaan, sambungnya, KH Masjkur turut melakukan perlawanan terhadap penjajahan dengan sikap non-kooperasi serta menyiapkan generasi-generasi muda saat itu melalui lembaga pendidikan yang diberi nama Misbahul Wathan atau Pelita Tanah Air yang selanjutnya atas saran dari KH Abdul Wahab Chasbullah diubah menjadi (sekarang Yayasan Al-Ma’arif Singosari).

Sebagai pejuang, lanjut kasuwi, KH Masjkur terlibat secara langsung dalam upaya-upaya untuk memperjuangkan kemerdekaan baik di bidang politik maupun militer.

Pada periode ini, KH Masjkur mulai dikenal secara luas sebagai tokoh muda yang diperhitungkan dalam peranannya sebagai Cuo Sangi-Kai Malang Syu’, anggota MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) yang kemudian berubah menjadi Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia), pendiri Pembela Tanah Air (PETA) dan Laskar Sabilillah dan Hizbullah, dan Dokuritsu Junbi Coosakai (BPUPK - PPKI), serta dalam pendidikan militer di Cibarusa, Bogor.

Sebagai tokoh yang mempertahankan kemerdekaan, KH Masjkur terlibat langsung dalam upaya-upaya mempertahankan kemerdekaan terutama dari kekacauan yang dilakukan oleh gerombolan bersenjata setelah proklamasi kemerdekaan seperti pada saat terjadinya Agresi Militer Belanda I tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1948-1949.

“Serta, kekacauan-kekacauan lainnya yang dilakukan oleh pemberontak,” tutur Kasuwi.

KH Masjkur resmi dicalonkan sebagai calon Pahlawan Nasional dari Malang, Jawa Timur. Berkas-berkas pengusulan diserahkan ke Kementerian Sosial RI di Jakarta oleh Tim Pengusul dan Peneliti Gelar Daerah (TP2GD) Kota Malang, Senin (23/4) siang.

Berkas diterima langsung oleh Hotman, Direktur Kepahlawanan, Keperintisan dan Kesetiakawanan Sosial (DKKKS), Direktorat Pemberdayaan Sosial Kemensos RI. (Fathoni)