Nasional

Kaleidoskop 2019: LTM PBNU Optimalkan Peran dan Fungsi Masjid

Sel, 31 Desember 2019 | 15:00 WIB

Kaleidoskop 2019: LTM PBNU Optimalkan Peran dan Fungsi Masjid

Lembaga Takmir Masjid (LTM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendorong masjid-masjid agar dapat memberdayakan jamaahnya, tidak saja membina mereka.

Jakarta, NU Online
Betul memang masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Lebih dari itu, masjid juga memiliki fungsi lainnya yang tak kalah penting, yakni fungsi sosial dan ekonomi. Hal ini, sebetulnya, sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan menjadikan masjid sebagai tempat diskusi dan pembinaan umat.

Hal tersebut kerap dilupakan oleh pengelola masjid sehingga cenderung sepi seperti tidak ada aktivitas selain shalat lima waktu sahaja. Padahal, masjid bisa menjadi sentra dari segala kegiatan sosial yang tidak saja berkaitan dengan ibadah mahdlah, yang berhubungan langsung dengan Allah SWT, tetapi juga tempat ibadah ghairu mahdlah, yang tidak langsung berhubungan dengan Allah.

Jenis ibadah pertama sudah berlaku dengan lancar di setiap masjid. Namun, jenis ibadah kedua ini masih tersendat dengan beragam kendala yang menghalanginya berjalan dengan lancar. Tak ayal, Lembaga Takmir Masjid (LTM) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendorong masjid-masjid agar dapat memberdayakan jamaahnya, tidak saja membina mereka.

“Pemberdayaan yang dilakukan oleh LTM adalah mengoptimalkan peran dan fungsi masjid. Selama ini, masjid hanya menjadi tempat ibadah belaka. Lupa bahwa Nabi telah mencontohkan bahwa masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga melakukan pembinaan jamaah, mulai dari soal kesehatannya, ekonomi, bahkan menyusun strategi perangnya,” kata Sekretaris LTM PBNU H Ibnu Hazen saat ditemui NU Online di Kantor LTM PBNU, di Gedung PBNU Lantai 4, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (31/12).

LTM PBNU melakukan pelatihan-pelatihan di beberapa daerah untuk hal tersebut. Di Cirebon, misalnya, pada November 2019, digelar Pelatihan Ta’mir, Dai, dan Khatib sewilayah Jawa Barat. Bahkan, ada juga peserta dari Lampung dan Jawa Tengah yang turut hadir. 
 
Pada kesempatan tersebut, Ketua LTM PBNU H Mansyur Syaerozi memotivasi para peserta untuk dapat meningkatkan potensi ekonomi masjid. Dari sini, ia yakin dapat juga meningkatkan ekonomi para jamaahnya. 

“Jadi kegiatan amaliyah dan muamalah yang harus ada di masjid,” ujar Ibnu.

Lebih luas lagi, LTM PBNU pada tahun 2019 ini juga sudah kali kedua menggelar Festival Tajug sejak 2018, sebagai salah satu upaya mengimplementasikan wasiat Sunan Gunung Djati, ingsun titip tajug lan fakir miskin. Kegiatan ini digelar di Keraton Kasepuhan.

Kegiatan ini tentu saja sebagai sarana kampanye untuk mendekatkan kembali masjid dengan masyarakat. Banyak rangkaian acara, seperti roadshow qori-qoriah di masjid-masjid wilayah Jawa Barat, hingga pameran wirausaha. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin yang berkesempatan membuka acara mengingatkan agar tidak ada lagi masjid yang menjadi corong kebencian.

"Jangan sampai masjid dijadikan ujaran kebencian atau narasi permusuhan, kebencian, itu penting dijaga. Supaya tetap dengan kesantunan," kata Kiai Ma'ruf Amin.
 
Di samping itu, Ibnu juga menyampaikan bahwa LTM PBNU berupaya menjaga masjid-masjid dari infiltrasi gerakan radikal dan ekstrem. Hal itu dilakukan dengan memberikan materi-materi ideologi Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah dan ideologi kebangsaan Indonesia. Upaya menjaga masjid dari radikalisme juga dilakukan dengan cara merangkul. Artinya, LTM melakukan pendekatan secara persuasif dengan memenuhi kebutuhan masjid-masjid tersebut guna merekatkan hubungan emosional.

Selain itu, Bersih Bersih Masjid (BBM) juga terus dilakukan. Tidak saja oleh LTM PBNU. Program ini bahkan menurun ke tingkatan yang cakupannya lebih kecil sehingga wilayahnya semakin meluas.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Muchlishon