Kader PMII Didorong Jadi Pelopor Pers yang Menyejukkan
NU Online · Senin, 27 September 2021 | 13:45 WIB

Ilustrasi: Kader PMII melalui media massa seperti televisi perlu menyuarakan berita-berita yang menyejukkan.
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus dapat menganalisis isu yang dikembangkan oleh media-media di Indonesia. Selain sebagai penerima informasi, kader PMII harus terlibat di dunia media digital.
Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) (RMOL) Angga Ulung Tranggana mengatakan hal itu saat menjadi narasumber kegiatan Media Management Training Chapter 2 yang diselenggarakan Bidang Media dan Opini Publik PB PMII, Ahad (26/9/2021).
"Keterlibatan kader PMII dalam ruang media digital tersebut tak lain agar muncul pelopor pers yang menyejukkan," kata Angga.
Selama ini, kata Angga, PMII dikenal masyarakat sebagai organisasi mahasiswa yang mengedepankan harmonisasi dan narasi-narasi perdamaian. Jika kader PMII mengambil peran tersebut, haluan ideologi media menjadi lebih meneduhkan.
Penulis yang juga Redaktur Republik Merdeka Online.ID ini menambahkan, informasi yang bersumber dari media digital sudah pasti memiliki framing atau pembingkaian. Berita tidak hanya teks semata, di dalamnya digambarkan sudut atau perspektif dari mana sebuah berita diceritakan.
"Berita bukanlah representasi yang tepat dari realitas melainkan rekonstruksi dari berbagai sudut bagian kecil dari realitas. Artinya, sebuah media sedang melakukan proses konstruksi realitas dengan bahasa dan tulisan tertentu," ungkapnya.
Ulung, sapaan akrabnya, berharap PMII memanfaatkan perkembangan teknologi digital dengan menyiapkan kader-kader terbaiknya menjadi seorang penulis yang andal. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan terus menerus menyelenggarakan pelatihan khusus tentang kepenulisan bagi kader-kader PMII.
Sementara itu, penulis buku Usul Asal Robiatul Adawiyah mengungkapkan, harapan agar kader PMII menjadi pelopor pers yang menyejukkan tak lain karena media berfungsi sebagai pembentuk opini publik, apa pun yang dituliskan dan disebarkan oleh media akan berpengaruh terhadap persepsi publik terkait dengan isu yang berkembang.
Perempuan yang biasa disapa Wiwi ini menilai, media dapat menjadi ruang baru bagi kader PMII untuk menjembatani persoalan sosial, dari masyarakat kepada pemerintah.
"Namun di sisi yang lain, media atau pemberitaan mempunyai dampak, termasuk di dalamnya dampak buruk seperti munculnya kecemasan yang berlebihan karena informasi di media," tuturnya.
Lebih dari itu menurut Wiwi, media dapat menjalankan fungsi pengawasan dan misi sosialisasi untuk masyarakat. Dengan begitu, media membuat kontruksi soal cara pandang seseorang.
Untuk diketahui, kegiatan Media Management Training (MMT) and Digital Talk 2021 PB PMII bertujuan untuk memfasilitasi kader PMII dalam mendapatkan soft skill dari ruang digital. Pelatihan tersebut akan dilangsungkan sampai akhir tahun 2021 dengan narasumber dan tema yang berbeda-beda.
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua PB PMII Surya Noor dan dua narasumber lain yakni Pemimpin Redaksi Minerva.ID dan pegiat media digital Wildan Ibnu Walid.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori.
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
6
Sunnah Puasa Ayyamul Bidh di Pertengahan Bulan Dzulhijjah 1446 H Hari Ini dan Esok
Terkini
Lihat Semua