Nasional SIMPOSIUM ISLAM NUSANTARA

Kiai Said Tegaskan Indonesia Jadi Kiblat Umat Islam

Sab, 8 Februari 2020 | 07:35 WIB

Kiai Said Tegaskan Indonesia Jadi Kiblat Umat Islam

Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj pada Simposium Islam Nusantara, Sabtu (8/2). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa Islam Nusantara dapat menjadi solusi bagi umat Islam di dunia dalam hal kebudayaan dan peradaban. Pasalnya Islam Nusantara menghormati budaya selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.
 
Sementara di negara-negara Islam yang di Timur Tengah, kata Kiai Said, belum mampu menyelesaikan konflik di negaranya masing-masing.
 
"Indonesia akan menjadi kiblat umat Islam fis tsaqafah wal hadarah," kata Kiai Said saat menjadi pembicara pada Simposium Nasional Islam Nusantara yang diselenggaralan Fakultas Islam Nusantara (FIN) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2).
 
Menurut Kiai Said, sekalipun ulama di Indonesia tidak lebih pintar dari ulama-ulama di negara Timur Tengah, tapi keberadaanya mampu menyatukan elemen masyarakat. Ulama Indonesia memiliki jiwa nasionalis. Sehingga konflik di Indonesia selalu bisa dicegah.
 
"Kita ini ulamanya hanya sekadar imam istighatsah (tapi) berhasil membangun masyarakat dengan semangat hubbul wathon minal iman," kata Kiai Said.
 
Selain Kiai Said, simposium yang mengusung tema Islam Nusantara dan Tantangan Global ini diisi oleh para pakar di bidangnya masing-masing. Mereka ialah KH Yahya Cholil Staquf, Prof Azyumardi Azra, Fachry Ali, KH Ng Agus Sunyoto, Prof Susanto Zuhdi, dan Ahmad Suaedy. 
 
Simposium yang terbuka untuk umum ini akan dibagi dalam empat diskusi panel. Pertama, pembahasan mengenai sumber-sumber tekstual material dan otoritas keagamaan dalam Islam Nusantara yang akan diisi oleh Prof Oman Fathurahman, Ulil Abshar Abdalla, Ali Akbar, dan Syafiq Hasyim. 
 
Kedua, diskusi mengenai perspektif Islam Nusantara tentang Minoritas, Disabilitas, dan Perempuan yang akan diisi oleh Imam Azis, Badriyah Fayumi, Bahrul Fuad, dan Najib Burhani. 
 
Panel ketiga membahas perspektif Islam Nusantara tentang Agraria, Pertanian, dan Climate Change. Tema ini akan didiskusikan oleh Prof Mochammad Maksum Machfoedz, Moh Sohibuddin, Idham Asyad, Muhammad Ery Wijaya, dan Mahmud Syaltout. 
 
Adapun panel keempat akan mendiskusikan perspektif Islam Nusantara tentang Filantropi, Keadilan, dan Pengentasan Kemiskinan. Topik ini akan dibahas oleh KH Masdar Farid Masudi, M Ali Yusuf, Amelia Fauzia, Ah. Maftuchan, dan Berli Martawardaya.

Pewarta: Husni Sahal
Editor: Kendi Setiawan