Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Presiden RI Joko Widodo menyebut bahwa angka kasus Covid-19 di Indonesia dari hari ke hari semakin membaik. Namun ia terus mendorong kepada seluruh komponen masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Masyarakat menurut Jokowi tidak boleh terbuai dengan menurunnya angka kasus Covid-19 secara signifikan. Sebab pandemi belum berakhir.
"Dari hari ke hari, situasi pandemi Covid-19 di tanah air kian membaik. Tapi pandemi ini belumlah berakhir. Kita tetap fokus pada dua hal: vaksinasi yang dipercepat dan protokol kesehatan yang terus kita perkuat," tulis Jokowi lewat instagramnya, Senin (11/10/2021).
Ā
Ā
Ā
Karena pandemi belum berakhir, Jokowi menekankan kepada masyarakat untuk selalu membawa perbekalan ketika hendak berkegiatan di luar rumah agar dapat menjalankan protokol kesehatan.
āJangan pernah lengah dan tetap waspada, karena virus itu masih ada di sekitar kita. Anda yang hendak berkegiatan di luar rumah, jangan lupa membawa bekal untuk terhindar dari Covid-19,ā imbuh Jokowi.
Data pandemi Covid-19 di Indonesia menunjukkan pelandaian jumlah kasus. Jumlah kasus baru pada Ahad (10/10/2021) berada di angka 894 kasus. Jumlah kasus aktif pun berada di angka 24.430 orang.
Pada Juli lalu, Indonesia bisa melaporkan hampir 50 ribu kasus Covid-19 dalam sehari. Saat itu, jumlah kasus aktif pun hampir menyentuh 500 ribu orang. Rumah sakit di berbagai daerah melaporkan kapasitas penuh pada masa itu.
Sejauh ini, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih diterapkan pemerintah guna menekan laju penularan Covid-19.
Aktivitas masyarakat di tempat publik sudah dibuka secara bertahap. Meski demikian, protokol kesehatan tetap harus dipatuhi.
Sementara itu, Ketua PBNU bidang kesehatan, dr Syahrizal Syarif memaparkan soal situasi vaksinasi di Indonesia yang masih jauh dari target. Data terakhir Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa orang yang menerima suntikan vaksin dosis kedua baru mencapai 21 persen dari target sasaran 208 juta penduduk Indonesia.Ā
Dikatakan, beberapa negara di dunia yang sudah menjalankan vaksinasi mencapai 50 persen pun masih saja muncul gelombang Covid-19 dan mengalami lonjakan kasus sangat tingi. Menurut Syahrizal, Indonesia membutuhkan evaluasi pada tiga sampai empat bulan ke depan. Ā
āJadi, paling tidak November atau Desember melakukan evaluasi. Mudah-mudahan tidak terjadi gelombang ketiga. Pertimbangan dari saya itu saja yaitu mutasi virus yang terus terjadi, situasi vaksinasi kita, dan situasi Covid-19 di Indonesia yang masih lemah dalam soal tracing sehingga perlu diperbanyak,ā kata Syahrizal beberapa waktu lalu.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Hasil Sidang Sengketa Pilpres 2024: Seluruh Permohonan Anies-Muhaimin Ditolak MK
2
Ini Profil Delapan Hakim MK yang Putuskan Sengketa Pilpres 2024
3
Apa Itu Dissenting Opinion dan Siapa Saja Hakim yang Pernah Melakukannya?
4
Sidang Putusan MK, Berikut Petitum Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud
5
Lolos Perempat Final Piala Asia U-23, Lawan Berat Menanti Timnas Indonesia
6
Terkait Hasil Pemilu, PBNU Serukan Patuhi Putusan Mahkamah Konstitusi
Terkini
Lihat Semua