Jakarta, NU Online
Pimpinan Ma’had Aly for Islamic Studies Raudlatul Muhibbin KH Luqman Hakim menyebutkan, pangkal persoalan yang ada di Indonesia saat ini seperti kemiskinan, keterbelakangan, perselisihan, maraknya hoaks, dan lain sebagainya adalah pendidikan. Jika pendidikan suatu bangsa baik, maka bangsa tersebut akan baik. Begitupun sebaliknya.
“Kalau Al-Ghazali hadir hari ini di Indonesia, pertama kali yang dia luruskan adalah dunia pendidikan,” kata Kiai Luqman selepas mengisi acara Seminar Internasional Pemikiran Imam Al-Ghazali di Jakarta Pusat, Jumat (19/1).
Kiai Luqman mengkritik sistem pendidikan di Indonesia yang tidak memiliki filosofi pendidikan. Jika merunut pendapat Imam Al-Ghazali, filosofi pendidikan didasarkan pada kemanfaatan suatu ilmu (ilmun nafi) untuk kehidupan di dunia dan sekaligus akhirat. Menurutnya, hal pertama yang dilakukan Imam Al-Ghazali jika hidup hari ini untuk Indonesia adalah memperbaiki pendidikan Indonesia
“Teori ilmun nafi (ilmu yang bermanfaat) sudah lama. Yang ada hanya di pesantren, dalam pendidikan nasional tidak ada,” paparnya.
Imam Al-Ghazali, imbuhnya, juga akan mendeteksi penyakit daripada bangsa ini. Setelah diketahui jenis penyakitnya, maka ia akan memberikan terapi dan pengobatan untuk menyembuhkan bangsa ini. Al-Ghazali berpendapat bahwa sumber daripada penyimpangan atau kemaksiatan seperti hedonis, materialis, dan syahwat adalah menuruti hawa nafsu (ar-ridlo anin nafs).
“Di Indonesia sudah ada industri yang memanjakan nafsu. Itu produk dari tiga tadi (hedonis, materialis, dan syahwat). Ini akan beranak pinak dan menjadi kekuatan destruktif bagi perkembangan karakter bangsa.
Ia menambahkan, Imam Al-Ghazali akan menggunakan pisau analisa ar-ridlo anin nafs untuk menyelesaikan segala persoalan yang ada. Bahkan, di dunia modern seperti saat ini sekalipun. (Muchlishon Rochmat)