Nasional

Jihad itu Harus dengan Ilmu

Rab, 2 Desember 2020 | 08:45 WIB

Jihad itu Harus dengan Ilmu

Pengasuh Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori (Foto: dok NU Online)

Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori (Gus Yusuf) mengajak umat Islam untuk berhati-hati dengan tidak mudah terbawa arus bermunculannya peham-paham yang hanya bermodal semangat dalam beragama. Apalagi saat ini fenomena ajakan jihad tidak dengan tidak didasari dengan ilmu mulai muncul.


“Jihad jangan hanya berlandaskan kepada ghirrah (semangat) saja, tetapi jihad juga harus dilandasi dengan ilmu. Karena tanpa ilmu justru kita terperosok pada jurang kesesatan dan kerusakan,” kata Gus Yusuf, Rabu (1/12).


Salah satu fenomena jihad yang tidak berlandaskan ilmu adalah tindakan mengganti lafal hayya ala shalah’ dalam adzan menjadi ‘hayya alal jihad’. Menurutnya tindakan ini tidak ada syariat dan tuntunannya dalam Islam. 


Dari sudut pandang fiqih, khususnya Ahlussunnah wal Jamaah, seruan jihad ini tidak sah karena dilakukan di Indonesia. Ia menegaskan bahwa Indonesia adalah Darussalam (negara damai) bukan Darulharb (negara perang).


"Apalagi seruan jihad untuk melawan pemerintahan yang sah, itu jelas namanya bughat. Bughat itu pemberontak. Haram dan boleh dihukum," tegasnya melaui akun Facebook-nya.


Gus Yusuf menjelaskan bahwa panambahan lafal pada azan ada disebutkan dalam Kitab Minhajul qowim. Dalam kitab tersebut disebutkan bahwa menambahkan lafadz hayya alas shalah dan hayya alal falah kemudian disusul oleh kalimat hayya ala khairil amal adalah merupakan perbuatan makruh. “Meski tidak membatalkan adzan,” tambah Gus Yusuf.


Yang lebih parah menurutnya ketika menghilangkan kalimat ‘hayya ala shalah’ dan diganti dengan ‘hayya alal jihad’. Tindakan ini dalam kitab tersebut menjadikan adzan tidak sah. Dan hal ini tegas Gus Yusuf menjadikan tindakan tersebut haram karena orang tersebut dengan sengaja melakukan ibadah yang rusak.


Senada dengan Gus Yusuf, Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Lampung KH Munawir juga menilai apa yang dilakukan oleh sekelompok orang ini tanpa didasari dengan ilmu. Padahal seharusnya setiap umat Islam harus terus belajar dan menjalankan ibadah berdasarkan ilmu. 


Ia mengimbau masyarakat khususnya umat Islam tidak mudah terbawa arus atau ikut-ikutan ibadah yang tidak memiliki dasar. Termasuk juga tidak ikut-ikutan dengan orang yang semangat ibadahnya kuat, namun minim ilmu.


“Mari belajar agama dengan baik dan mempraktikannya dengan baik pula. Semoga kita senantiasa dilindungi dan dijaga dari sifat terburu-buru dan terpancing hal-hal yang membawa kepada kemudlaratan,” harapnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan