Jakarta, NU Online
Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menuturkan, makna yang paling utama di Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia yang ke-72 ini adalah bersyukur kepada Tuhan karena Indonesia masih utuh hingga hari ini.
“Kita harus mensyukuri bahwa bangsa Indonesia masih tetap utuh dalam kerangka NKRI selama 72 tahun,” kata Tito di Balai Sarbini Jakarta, Senin (14/8).
Lalu kemudian, ia menyitir ayat Al-Qur’an ayat 13 yang terjemahan Bahasa Indonesia adalah maka nikmat Tuhan kamu mana lagi yang kamu dustakan. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang mendapatkan karunia dan nikmat yang luar biasa dari Tuhan.
“Nikmat yang paling Indah bagi Indonesia adalah terutama karena negara ini masih tetap menjadi satu bangsa NKRI selama 72 tahun,” urainya.
Ia menambahkan, masyarakat Indonesia jangan mengira keutuhan Indonesia itu bukan serta merta ada, tetapi itu diwujudkan oleh setiap elemen bangsa. Sehingga NKRI tidak berakhir seperti Yugoslavia dan Uni Soviet yang hanya tinggal nama.
Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah bangsa Indonesia mampu menjaga keutuhan bangsa ini ke depan? Apakah bangsa ini memiliki potensi untuk pecah?
Terkait hal itu, Tito mengakatan, kalau seandainya bangsa Indonesia tidak hati-hati maka bangsa ini bisa runtuh. Oleh karena itu, ia mengajak semua elemen elemen bangsa untuk menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.
Baginya, itu bukan hanya tugas pemerintah, TNI, Polri saja, tetapi juga semua masyarakat memiliki tugas untuk turut serta menjaga nikmat Tuhan terbesar bagi bangsa Indonesia ini.
Menjadi negara super power
Tito menerangkan, negara yang memiliki potensi menjadi negara super power adalah mereka yang memiliki prasyararat, diantaranya adalah pertama memiliki populasi yang besar. Baginya, penduduk yang besar adalah modal untuk menjadi angkatan pekerja yang besar.
Kedua, memiliki sumber daya alam yang besar. Ini merupakan bahan material kasar untuk menggerakkan mesin produksi yang besar pula. Ketiga, memiliki luas wilayah yang besar. Wilayah yang besar akan mampu menampung mesin produksi yang besar pula.
“Kalau kita melihat dari tiga syarat ini, maka yang punya chance (kesempatan) untuk menjadi negara super power satu adalah China, kedua adalah India, ketiga adalah Amerika Serikat, empat adalah Rusia, dan lima adalah Indonesia,” tukasnya. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)