Nasional

Ini Alasan Ridwan Kamil Cinta Pesantren dan NU

NU Online  ·  Selasa, 5 September 2017 | 23:22 WIB

Bandung, NU Online
Dalam lawatannya ke sebuah pesantren tertua di Bandung, Pondok Pesantren Sukamiskin, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan kecintaannya kepada dunia pesantren dan Nahdlatul Ulama. Berbicara di acara "Silaturahim dan Dialog Kebangsaan Bersama Alim Ulama dan Pondok Pesantren Jawa Barat", Bandung, Selasa (5/9) sosok yang akrab disapa Kang Emil ini mengungkapkan alasan kanyaahnya (kecintaannya) pada pesantren.

"Kakek saya adalah Komandan Laskar Hizbulloh di wilayah Sumedang pada masa revolusi kemerdekaan. Beliau mendapatkan mandat langsung dari kiai sepuh di Garut saat itu untuk dua hal. Pertama untuk mendirikan Laskar Hizbulloh, kedua untuk mendirikan pesantren," tutur pria yang memiliki sejumlah penghargaan internasional ini.

Setelah mendapatkan mandat tersebut, KH Muhyiddin, kakeknya Kang Emil, kemudian ke Sumedang dan memimpin langsung Laskar Hizbulloh yang di tingkat pusat langsung di bawah kendali Hadratussyekh Hasyim Asy'ari tersebut. Pagelaran, pesantren yang didirikan oleh Ajengan Muhyiddin ini kemudian tercatat sebagai salah satu pesantren tertua di Kabupaten Sumedang.

Lebih lanjut Ridwan Kamil menyatakan pandangannya, "Pesantren harus mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah. Ini bukan saja karena pesantren adalah merupakan cikal-bakal lembaga pendidikan yang sudah lahir ratusan tahun sebelum negara ini berdiri, melainkan pesantren merupakan pemilik saham terbesar republik ini."

Ke depan, Ridwan Kamil menyatakan mimpinya, pesantren seharusnya bukan saja menjadi media pendidikan saja, pesantren juga harus ambil bagian pembangunan yang lebih luas. 

"Misalnya dalam hal produktivitas, saya ingin pesantren memiliki ciri khasnya, misalnya one pesantren one product. Sehingga pesantren bukan saja menghasilkan santri yang cakap ngaji dan kaum terdidik saja, tetapi juga cakap dalam kompetisi dunia modern," imbuh Emil.

Mengenai NU, Wali Kota berhasil memimpin Kota Bandung dengan indeks kebahagiaan di atas 80% itu mengaku bahwa Indonesia akan selalu membutuhkan NU. 

"Kenapa? Karena Tuhan menghadiahkan Indonesia sebagai negara yang plural. Di tengah keanekaragamaan, yang paling pas adalah moderatisme. NU-lah yang selama ini istiqamah memegang prinsip-prinsip moderat seperti tawazun, tawasuth, tasamuh dan ta'adul. Jadi, kalau ditanya bagaimana seharusnya Islam di Indonesia, jawabnya ya Islam yang sebagaimana dipraktekkan oleh ulama, pesantren, dan NU," pungkas Kang Emil. 

Acara tersebut sebelumnya didahului sambutan Pengasuh Pondok Pesantren Sukamiskin KH Abdul Aziz dan dilanjutkan oleh stadium general dari Rais ‘Aam PBNU KH Ma'ruf Amin. Tampak hadir di acara tersebut adalah jajaran PWNU Jawa Barat, PCNU Kota Bandung, pengurus wakil cabang se-Kota Bandung dan kiai-kiai dari Bandung Raya. (Ali/Abdullah Alawi)