Nasional

Idul Kurban untuk Kemaslahatan Bangsa

Sen, 12 Agustus 2019 | 04:30 WIB

Idul Kurban untuk Kemaslahatan Bangsa

Pelaksanaan Shalat Idul Adha di Kampus YAI, Jakarta, Ahad (11/8).

Jakarta, NU Online
Inti dari syariat Islam termasuk di dalamnya ibadah kurban adalah untuk kemaslahatan.
 
Poin penting ini disampaikan Ustadz Ahmad Ali MD dalam khutbah Shalat Idul Adha yang diselenggarakan di Area Parkir Universitas Persada Indonesia (UPI) Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), Jakarta Pusat, Ahad (11/8).

Ia menyitir statemen Imam Asy-Syathibi dalam kitabnya al-Muwâfaqât fî Ushûl al-Syarî'ah, "Wadh'u asy-syarâi' innamâ huwa li-mashâlih al-'ibâd fî al-'âjili wa-al-âjili ma'an". Artinya, kontruksi atau bangunan syariat tiada lain untuk kemaslahatan, kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.
 
Pengurus Lembaga Dakwah PBNU itu dalam khutbahnya menjelaskan bahwa hikmah yang berkaitan dengan ketentuan penerimaan hewan kurban dan pendistribusian hewan kurban itu adalah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bangsa.

Dalam kerangka kemaslahatan itulah, dalam konteks Indonesa yang majemuk dan pluralis maka relevan dalam hal distribusi kurban ini mengikuti pendapat mazhab Hanafiyah  yang menyatakan tidaklah mengapa (boleh) disttibusi kurban diberikan kepada non-Muslim. Pembolehan distribusi kurban kepada non-Muslim ini karena aspek fakirnya atau miskinnya, atau aspek kekerabatan, atau aspek sebagai tetangga, ataupun aspek untuk membuat nyaman hatinya, sehingga terjalin hubungan yang harmonis.

"Demikian juga dalam hal distribusi kurban dari tempat penyembelihan kurban ke tempat, daerah atau negara lain, yang jaraknya lebih dari masafah qashar (sekitar 90 km) juga boleh, terutama untuk orang-orang yang lebih membutuhkan. Ini mengikuti pendapat Hanafiyah dan Malikiyah," paparnya.

Karenanya dalam kerangka kemaslahatan itu pula, boleh distribusi kurban dilakukan dengan tunda (ala at-tarakhi). Juga daging kurban boleh disimpan, diawetkan, seperti dibuat kornet ataupun dendeng, agar lebih bernilai maslahat.

"Untuk itu, dalam rangka untuk kemaslahatan bangsa maka diperlukan kerja sama semua pihak, agar kurban dapat di-manage dan dikelola dengan sebaik-baiknya," imbuhnya.
 
Ustadz Ali MD, yang pernah berdakwah di Hong Kong dan Eropa dan juga Sekretaris Pergerakan Kiai dan Mubaligh Nusantara (PKMNU), sebelum menyampaikan khutbahnya bertema Menerima dan Mendistribusikan Kurban untuk Kemaslahatan Bangsa, juga didaulat menjadi imam Shalat Idul Adha.
 
Shalat Id ini diikuti oleh kaum Muslimin dan Muslimat sekitar kampus, para pengurus Yayasan YAI dan sicivitas akademik UPI YAI. Tampak hadir pada kesempatan tersebut, Ketua YAI, H Yulius Syukur, Rektor UPI YAI Yudi Yulius, dan Wakil Rektor II Bidang Administrasi, Umum, dan Keungan Wawan Subawan, ,beserta jajaran pimpinan rektorat lainnya. (Red: Kendi Setiawan)