Jakarta, NU Online
Asbihu Tour and Travel akhir-akhir ini mengalami penurunan jamaah. KH Hafidz Taftazani, Direktur Asbihu, menemukan di antara sebabnya yaitu adanya penyalahgunaan nama Asbihu di berbagai daerah.
Â
Sejumlah individu mengatasnamakan Asbihu untuk mencari jamaah, tetapi mereka tidak memberangkatkannya melalui PT Al-Anshar Asbihu Tama Sejahtera sebagai travel resmi yang mendapatkan izin dari Kementerian Agama. Malah mereka memberangkatkan jamaah yang mereka bawa atas nama Asbihu itu dengan travel lain.
Â
"Kita harapkan untuk yang melakukan semacam itu tidak lagi menyalahgunakan nama Asbihu, apa pun kepentingannya yang tidak melalui PT Al-Anshar Asbihu Tama Sejahtera," katanya kepada NU Online di gedung PBNU lantai 2, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Rabu (2/1).
Â
Hal itu bermula dari pengakuan sejumlah orang yang berangkat umrah melalui Asbihu tetapi tidak diketahui oleh dirinya. KH Ahmad Muwafiq, misalnya, yang saat datang ke PBNU menceritakan hal itu. Padahal, Kiai Hafidz mengaku tidak mengetahui dai kondang itu berangkat melalui travel pimpinannya.
Â
"Kami kaget. Padahal beliau enggak pernah ikut saya," katanya.
Â
Yang terbaru, ia juga dibuat terkejut oleh Bendahara Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Bina Suhendra yang menceritakan bahwa kepala rumah sakit NU Demak berangkat umrah sekeluarga bersepuluh orang melalui Asbihu tanpa ia ketahui juga.
Â
Hal ini, menurutnya, sudah melanggar etika bisnis. Sebab, Asbihu sudah secara resmi mendaftarkan mereknya kepada Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).
Â
Pria yang juga menjabat sebagai Bendahara PBNU itu menemukan hal serupa di sejumlah daerah, seperti Jepara, Magelang, Yogyakarta, Ponorogo, Bekasi, Tangerang, dan Jakarta. Tiga kota terakhir itu bahkan pernah ia perkarakan di pengadilan.
Â
Mengingat berkas yang lengkap, ia pun memenangkan perkara tersebut. "Bahkan gedung yang dipakai pun harus disita untuk Asbihu karena dia kalah di pengadilan," pungkasnya menceritakan perkara yang di Tangerang. (Syakir NF/Abdullah Alawi)