Habib Umar bin Hafidz: Dakwah Itu Harus Sampai ke Semua Tempat
NU Online · Kamis, 24 Agustus 2023 | 08:00 WIB
A. Syamsul Arifin
Penulis
Jombang, NU Online
Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz menyampaikan bahwa dakwah harus bisa tersebar ke sejumlah elemen masyarakat dan di berbagai tempat. Karenanya, seorang dai harus bergerak menyampaikan ilmu kepada mereka, tidak saja berdiam menunggu orang-orang yang hendak datang untuk meminta nasihat-nasihat.
"Ilmu adalah suatu hal, dakwah adalah suatu hal dan dakwah itu harus sampai ke semua tempat," katanya menanggapi pertanyaan peserta Multaqa Ulama di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur terkait dai yang enggan berdakwah ke luar karena berpegang pada pernyataan Imam Malik, 'ilmu itu didatangi bukan mendatangi'.
Habib Umar bin Hafidz, demikian ia disapa, mencontohkan dakwah-dakwah yang dilakukan para nabi di zamannya. Mereka justru langsung mendatangi masyarakat untuk diajak ke jalan yang dikehendaki Allah swt. Dan, tentu saja hal itu atas perintah Allah swt.
"Allah swt tidak mengatakan kepada Nabi Musa dan Nabi Harun, duduk di tempat kamu tunggu orang datang untuk kamu (berikan) dakwah. Taidak! Dan juga mereka bukan duduk di rumahnya nungguin memanggil Firaun: Hei Firaun kamu datang ke sini saya mau menasihati kamu," terangnya dalam bahasa Arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Habib Jindan, Selasa malam (22/8/2023).
Allah swt menyuruh nabi-nabi-Nya, seperti Nabi Musa hingga ke tempat Firaun guna menyampaikan kebenaran. "Tetapi mereka yang disuruh menyampaikan dakwah ke kemana (harus disampaikan), sampai ke tempatnya Firaun mereka bawakan dakwah tersebut," jelasnya.
Menurut Habib Umar bin Hafidz, memahami penyataan Imam Malik tidak bisa menghilangkan konteks yang meliputinya pada saat itu. Karena Imam Malik sendiri diketahui adalah seorang dai yang mengajarkan ilmu kepada banyak orang dan tidak menghalangi siapa pun yang hendak belajar kepadanya.
Baca Juga
Mengenal Sosok Habib Umar bin Hafidz
Imam Malik menyampaikan hal itu saat diminta salah seorang pejabat atau seorang pemimpin atas nama Harun Ar Rasyid datang ke istana untuk mengajarkan anak-anaknya. Imam Malik menegaskan bahwa ilmu yang dimilikinya diajarkan kepada semua orang yang mau belajar. Imam Malik kemudian mempersilakan datang ke tempatnya.
"Memahami pernyataan Imam Malik, maknanya jangan sampai ilmu itu direndahkan dihinakan demi orang-orang duniawi dan orang siasat sehingga ilmu itu dijadikan alat untuk meraih dunia atau sebagai alat imbalan untuk mengejar siasat atau kursi dan kedudukan," urainya.
Hal yang sama juga terjadi pada Imam Al-Bukhari. Habib Umar bin Hafidz menyampaikan, ketika beliau diminta datang mengajarkan ilmu kepada keluarga pejabat, ia menyampaikan bahwa prinsipnya ilmu memang harus disampaikan. Karena itu bagi siapa saja yang datang kepadanya untuk belajar ilmu, Imam Al-Bukhari menegaskan kesediaannya untuk mengajari.
"Beliau tidak menginginkan ilmu itu dihinakan demi mencapai tujuan harta atau pun tahta bagi seseorang," tandas Habib Umar bin Hafidz.
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
Terkini
Lihat Semua