Gus Rozin: Penanganan Covid-19 di Pesantren Wujud Kesabaran dan Istiqamah
NU Online · Ahad, 8 November 2020 | 03:30 WIB

Ketua RMI PBNU KH KH Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin) menegaskan langkah pesantren menghadapi Covid-19 harus hati-hati. (Foto: NU Online)
Ali Musthofa Asrori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Rabithah Mahad Islamiyah (RMI) PBNU, KH Abdul Ghaffar Rozin mengatakan pesantren harus tetap waspada melakukan pencegahan Covid-19. Menurutnya, ketahanan melakukan pencegahan Covid-19 di pesantren semacam ujian istiqamah dan kesabaran.
"Ini menguji kesabaran kita, di mana dua hal itu, istiqamah dan sabar, sejak lama secara turun-temurun menjadi tradisi pesantren," kata Gus Rozin saat membuka Pelatihan Strategi Mitigasi Covid-19 di Pesantren, Ahad (8/11) pagi ini.
Bagaimana mungkin kita bisa mengajarkan istiqamah dan sabar, kata Gus Rozin, tetapi ketika kemudian kita dihadapkan pada sesuatu semacam Covid-19 kita merespons dengan gupuh atau tergopoh-gopoh.
Karena itu, ia mengatakan bagi komunitas pesantren harus bisa memahami sekaligus bisa mengantisipasi dan merespon secara utuh. "Oleh karena itu, saya berharap pada seluruh peserta yang tadi itu sudah disebutkan ada 150 pesantren yang diwakili oleh 170 peserta itu bisa mengambil ibrah dan beristighfar sebanyak-banyaknya semaksimal mungkin," lanjutnya.
Diharapkan dari forum ini semua siap untuk melakukan upaya pengawalan kepada pesantren-pesantren yang terdampak positif Covid-19. Kedatangan Covid-19 tidak bisa diprediksi dan kalau sudah datang tidak bisa kita hindari.
"Langkah awal yang saya kira kita perlu lakukan adalah berpikir bahwa ini bukanlah aib. Kita siapa pun yang terkena apa namanya Covid-19 ini bukanlah aib. Saya kira kalau kita sudah beranjak kita berangkat dari pemahaman Covid-19 ini bukan aib, maka kemudian menutup-nutupi secara utuh dan menutup-nutupi sampai kemudian membahayakan para santri dan para kiai," kata dia.
Kesan menutup-nutupi namun menimbulkan bahaya penularan lebih banyak, menurutnya bukan keputusan yang bijaksana.
Gus Rozin juga menyampaikan, langkah pesantren menghadapi Covid-19 harus hati-hati. Tidak bisa misalnya pesantren langsung memulangkan santri ke rumah orang tua mereka. Jika keputusan memulangkan santri tanpa ada pemahaman yang jelas serta perencanaan yang jelas, itu sangatlah berbahaya
Demikian juga saat wali santri mengambil anak mereka, harus ada prasyarat yang harus dipenuhi. Bagaimana wali santri memahahami hal itu, harus menjadi kebijaksanaan pesantren. Ia menegaskan kecepatan dan ketepaan menangani Covid-19 menjadi mometum yang berharga.
Penularan Covid-19 sangat luar biasa. Saat ini orang mulai tidak aware, pesantren harus
mengikuti pencegahan Covid-19 dengan istikomah dan sabar,
"Selamat mengikuti semoga forum ini membawa berkah bagi kita semua semoga forum ini bisa meningkatkan level pengetahuan kita sehingga hikmah kita kepada pesantren, terhadap amanat yang kita terima yaitu para santri bisa lebih baik lagi," pungkasnya.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua