Gus Miftah: Urusan Dunia dan Akhirat Harus Seimbang
NU Online · Senin, 7 Juni 2021 | 18:00 WIB
Disisi Saidi Fatah
Kontributor
Jakarta, NU Online
KH Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah menjelaskan, antara urusan dunia dan akhirat harus ada keseimbangan.
Â
Keseimbangan, kata Gus Miftah, sebagaimana termaktub di dalam Al-Qur'an Surat Al-Qashash Ayat 77, Wabtaghi fimaa atakallahud-daaral-akhirata wa laa tansa nasibaka minad-dun-ya wa ahsing kamaa ahsanallahu ilaika wa laa tabghil-fasaada fil-ard, innallaha laa yuhibbul-mufsidin.
Â
Artinya, Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Â
Berbicara mengejar akhirat, Gus Miftah mengatakan, umat Islam sering membaca satu doa yang disebut dengan sapu jagat. Rabbanaa, aatinaa fid dunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah, wa qinaa 'adzaaban nar.
Â
"Dalam doa tersebut, yang diminta pertama ialah fid dunya hasanah,"Â tutur Gus Miftah dalam acara halal bi halal Pimpinan Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Taiwan, Ranting Taichung, pada Ahad, (6/6) malam.
Â
Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji itu melanjutkan, kejarlah dunia tapi jangan melupakan akhirat.Â
Â
Gus kelahiran Lampung, 5 Agustus 1981 itu juga mengutip sebuah syair; "Rugi di dunia tidak menjadi apa-apa, rugi di akhirat bakal celaka".
Â
Dalam memaknai syair tersebut, Gus Miftah menjelaskan bahwa rugi yang dimaksud bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa, tidak berusaha sama sekali; dan hanya terfokus pada urusan akhirat.
Â
"Maka ada keseimbangan antara keduanya. Barangsiapa memperbaiki akhiratnya maka Allah akan memperbaiki dunianya. Jadi, jangan dibalik," tegas Gus Miftah.
Â
Gus Miftah mengatakan, hal tersebut juga sejalan sebagaimana Rasulullah pernah berkata "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya; dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok."
Â
"Keduanya harus seimbang, utamakan akhirat lalu dunia, jangan dibalik. Kalau kita hanya sibuk mengejar dunia maka belum tentu akhirat akan kita dapatkan, namun jika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti kita, insyaallah kita dapatkan juga," pungkas Gus Miftah.
Â
Kontributor: Disisi Saidi Fatah
​​​​​​​Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua