Nasional HARI GURU NASIONAL

Guru Tak Boleh Terjebak Urusan Administrasi Saja

Jum, 24 November 2023 | 11:00 WIB

Guru Tak Boleh Terjebak Urusan Administrasi Saja

Ilustrasi guru mengajar. (Foto: NU Online/Faizin)

Jakarta, NU Online

Momentum Hari Guru Nasional yang jatuh setiap tanggal 25 November menjadi saat tepat untuk merefleksi tugas dan fungsi pendidik. Guru memiliki peran sentral dalam membentuk dan mengarahkan perkembangan siswa secara akademis, sosial, dan kepribadian. 


"Guru bukan hanya orang yang berada di depan murid untuk mentransfer ilmu. Namun mereka adalah sosok yang berjasa bagi setiap individu dalam melalui transfer nilai," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Pendidikan Prof Moh Mukri, Jumat (24/11/2023).


Terlebih di era modern saat ini, peran guru sudah mulai banyak digantikan dengan teknologi. Namun menurutnya, ada hal penting yang tak bisa tergantikan oleh teknologi yakni mendidik dengan nilai moral dan membentuk karakter murid.


"Kalau bicara ilmu pengetahuan, saat ini semua orang bisa dengan mudah mengakses Google, YouTube dan sejenisnya. Tapi teknologi-teknologi itu tidak bisa menggantikan guru terkait pendidikan kepribadian, akhlak, dan karakter," ungkapnya.


Untuk mewujudkan ini, guru tidak boleh terjebak hanya pada urusan administrasi sehingga mengabaikan isi tugas pokok dan fungsi guru itu sendiri. Jika berkutat hanya urusan administrasi, menurut Rektor UNU Blitar ini, guru akan kehilangan waktu untuk mengembangkan potensi dan kompetensi diri.


Kompetensi yang perlu diasah oleh para guru menurutnya ada 4 hal yakni pertama kompetensi pedagogik. Guru harus senantiasa meningkatkan pemahaman terhadap metode mengajar yang efektif, memahami kebutuhan individual siswa, dan mampu mengadaptasi strategi pembelajaran sesuai perkembangan zaman. 


"Guru harus menghadirkan inovasi dalam metode pengajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan efektif bagi siswa," katanya.


Kedua adalah kompetensi sosial yakni  membangun hubungan yang positif dengan elemen-elemen terkait. Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. 


"Guru yang memiliki kompetensi sosial yang baik dapat membina hubungan positif dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja. Ini memperkuat dukungan sosial dan kerjasama dalam mencapai tujuan pembelajaran," jelasnya 


Ketiga adalah kompetensi kepribadian. Guru adalah teladan dan panutan bagi siswa. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi kepribadian seperti integritas, empati, dan kerja keras sangat penting. 


"Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada siswa untuk mengembangkan karakter yang positif," tegasnya 


Keempat adalah kompetensi profesional. Kompetensi ini penting karena pendidikan adalah ranah yang terus berkembang. Guru perlu terus menerus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan tren pendidikan.


Melibatkan diri dalam kegiatan profesional seperti pelatihan, seminar, atau penelitian dapat memperbarui pengetahuan dan keterampilan guru, sehingga mereka tetap relevan dan kompeten.


Untuk mewujudkan ini penting ekosistem yang "ramah administrasi" bagi guru di sekolah dan madrasah. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mendukung guru dengan sistem administrasi yang efisien dan mendukung, sehingga guru dapat fokus pada inti tugas mereka. 


Pemerintah harus mendesain sebuah cara bagaimana kurikulum yang digunakan tidak banyak membebani guru dengan urusan administratif. Termasuk juga desain urusan kepegawaian guru tidak mengganggu fungsi guru sebagai pendidik.


"Sebagai komponen penting dalam pendidikan, guru yang memiliki keseimbangan antara kewajiban administratif dan pengembangan kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional akan memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan pendidikan dan generasi penerus," ungkapnya.