Jakarta, NU Online
Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kaderisasi Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Rizqon Halal Syah menilai bonus demografi jika tidak diantisipasi secara strategis, akan menjadi permasalahan kebangsaan yang serius.
<>
Pasalnya, sambungnya, kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah bila tidak dikelola dengan sumber daya mansia yang tangguh akan terlibas oleh persaingan global. Ia memastikan bahwa 70 persen dari 250 juta merupakan usia produktif antara 15-65 tahun yang mampu mengisi pasar kerja, dunia kewirausahaan, dan persaingan strategis lainnya.
"Ansor siap menghadapi bonus demografi. Sebab, kita mempunyai kapasitas profesional, paradigma maju, kapasitas intelektual yang dari jaringannya sudah tak diragukan lagi," ujarnya.
Rizqon mengungkapkan, gagasan dan idenya tersebut akan disampaikan pada peluncuran buku karangannya dengan Judul "Ansor dan Tantangan Kebangsaan: Sebuah Refleksi Demografi Politik Dari Social Capital Menuju Human Capital", Kamis, 29 Oktober 2015, pukul 13.00-17.00 WIB di hall room hotel Acacia, Jakarta.
Narasumber yang dijadwalkan hadir antara lain KH Ma'ruf Amin (Rais Aam PBNU), H Nusron Wahid (Ketum PP GP Ansor), Prof Dr Ahmad Mubarok (Mubarok Center), Prof. Dr Prijono Tjiptoherijanto (guru besar ekonomi UI) dan H. Yaqut Cholil Qoumas (anggota DPR RI Komisi III).
"Dari buku ini nantinya akan banyak hal yang bisa digali tentang Ansor yang punya peran strategis dalam menjaga keutuhan NKRI. Kalau bicara tentang wawasan kebangsaan dan ideologi, bagi Ansor NKRI adalah harga mati," paparnya.
Dia mengungkapkan, tantangan utama saat ini menyangkut dua isu penting yaitu bonus demografi dan integrasi ekonomi kawasan atau Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA. "Hanya dengan meningkatkan kapasitas SDM, pelatihan skill, yang siap untuk tenaga kerja. Kalau ditanya jumlah Ansor saat ini, warga NU ada 60 juta maka 20 persennya adalah Ansor. Jumlah itu, bukanlah kecil dan menjadi kekuatan besar dalam bidang kemandirian ekonomi, bela negara dan sebagainya," terangnya.
Dikatakannya, sekitar 15 tahun mendatang Indonesia akan berada pada puncak bonus demografi. Ia menuturkan, setelah itu akan mengalami penurunan jumlah angkatan kerja penduduk yang lewat usia produktif sekitar 30 persen. Diperkirakan 2030 usia produktif akan jatuh dan banyak negara yang sudah manfaatkan bonus demografi untuk menjadi kekuatan SDM ataupun ekonomi hebat hari ini.
"Ansor siap menghadapinya, dengan kapasitas yang dimiliki dan karakter Aswaja, mampu bersaing di tengah persaingan global," pungkasnya. (Red: Mahbib)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
6
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
Terkini
Lihat Semua