Nasional

GP Ansor Siap Hadapi Bonus Demografi

NU Online  ·  Rabu, 28 Oktober 2015 | 05:01 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Kaderisasi Pimpinan Pusat  Gerakan Pemuda Ansor  Rizqon Halal Syah menilai bonus demografi jika tidak diantisipasi secara strategis, akan menjadi permasalahan kebangsaan yang serius.
<>
Pasalnya, sambungnya, kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah bila tidak dikelola dengan sumber daya mansia yang tangguh akan terlibas oleh persaingan global. Ia memastikan bahwa 70 persen dari 250 juta merupakan usia produktif antara 15-65 tahun yang mampu mengisi pasar kerja, dunia kewirausahaan, dan persaingan strategis lainnya.

"Ansor siap menghadapi bonus demografi. Sebab, kita mempunyai  kapasitas profesional, paradigma maju,  kapasitas intelektual  yang dari jaringannya sudah tak diragukan lagi," ujarnya.

Rizqon  mengungkapkan, gagasan dan idenya tersebut akan disampaikan pada  peluncuran buku karangannya dengan  Judul "Ansor dan Tantangan Kebangsaan: Sebuah Refleksi Demografi Politik Dari Social Capital  Menuju Human Capital", Kamis, 29 Oktober  2015, pukul 13.00-17.00 WIB di  hall room hotel Acacia, Jakarta.

Narasumber yang dijadwalkan hadir antara lain KH Ma'ruf Amin (Rais Aam PBNU), H Nusron Wahid (Ketum PP GP Ansor), Prof Dr Ahmad Mubarok (Mubarok Center), Prof. Dr Prijono Tjiptoherijanto (guru besar ekonomi UI) dan H. Yaqut Cholil Qoumas (anggota DPR RI Komisi III).

"Dari buku ini nantinya akan banyak hal yang bisa digali tentang Ansor yang punya peran strategis dalam menjaga keutuhan NKRI. Kalau bicara tentang wawasan kebangsaan dan ideologi, bagi Ansor NKRI adalah harga mati," paparnya.

Dia mengungkapkan, tantangan utama saat ini  menyangkut dua isu penting yaitu  bonus demografi dan integrasi ekonomi kawasan atau Masyarakat Ekonomi ASEAN/MEA. "Hanya dengan meningkatkan kapasitas SDM, pelatihan skill, yang siap untuk tenaga kerja. Kalau ditanya jumlah Ansor saat ini, warga NU ada 60 juta maka 20 persennya adalah Ansor. Jumlah itu, bukanlah kecil dan menjadi kekuatan besar dalam bidang kemandirian ekonomi, bela negara dan sebagainya," terangnya.

Dikatakannya, sekitar  15 tahun mendatang Indonesia akan berada pada puncak bonus demografi. Ia menuturkan, setelah itu akan mengalami penurunan jumlah angkatan kerja penduduk yang lewat usia produktif sekitar 30 persen. Diperkirakan 2030 usia produktif akan jatuh dan banyak negara yang sudah manfaatkan bonus demografi untuk menjadi kekuatan SDM ataupun ekonomi hebat hari ini.

"Ansor siap menghadapinya, dengan kapasitas yang dimiliki dan karakter Aswaja, mampu bersaing di tengah persaingan global," pungkasnya. (Red: Mahbib)