Nasional

Geza Bocah 1 Tahun Idap Pembengkakan Hati Dapat Bantuan NU Care

NU Online  Ā·  Kamis, 24 September 2020 | 00:00 WIB

Geza Bocah 1 Tahun Idap Pembengkakan Hati Dapat Bantuan NU Care

Geza Wikasa Alhamir bersama orang tua dan Tim NU Care-LAZISNU. (Foto: Wahyu Noerhadi)

Jakarta, NU Online
Geza Wikasa AlhamirĀ namanya. Usianya baru satu tahun delapan bulan pada bulan September ini. Bocah sekecil itu harus menahan sakit karena menderita pembengkakan hati dan limpa.Ā GezaĀ adalah pasien RSCM yang berasal dari Desa Luragung Landeuh, Luragung, Kuningan.

Ā 

Arip Ramli (39), ayah Geza, menceritakan saat ini anaknyaĀ masih harus melakukan pengobatan, rawat jalan, sebelum melakukan operasi transplan hati.

Ā 

Arip mengatakan bahwa dirinya sendiri yang akan menjadi pendonor bagi Geza. Namun,Ā  sebelum proses donor hati untuk Geza, ia perlu melakukan screeningĀ untuk pencocokan.

Ā 

"Dan sekarang, karena pandemi, ruang transplan, bagian operasi juga belum buka. Jadi di-cancel dulu, dan Geza sementara rawat jalan," jelasnya, Rabu (23/9) di rumah singgah RSCMĀ Jakarta.

Ā 

Susah duduk

Di depan Tim NU Care-LAZISNU, ibunda Geza, Sunarsih (36) menceritakan bahwa putranya susah untuk duduk, karena bagian hati yang bengkak dan limpa yang mengeras.

Ā 

"Sekarang duduknya jadi bungkuk, karena bengkaknya hati dan limpa, sampai ke bagian tulang belakang yang jadi tumpuan Geza untuk duduk, jadi Geza susah untuk duduk," ucap Sunarsih seraya menunjukkan tulang belakang dan bagian perut Geza yang membengkak. Selain itu, bagian bolamata Geza pun tampak menguning.


Menurut Sunarsih, berdesarkanĀ keterangan dokter bilirubinĀ GezaĀ naikĀ 43 (mg/dL), sehingga warnaĀ matanya menjadi kuning. "Waktu terakhir tim NU Care ke sini, belum sekuning ini kan, ya?Ā Waktu itu bilirubinnya masih di angka 20. Giginya pun sekarang rontok, karena kekurangan vitamin D," tutur Sunarsih, sembari menunjukkan gigi Geza.

Ā 

Transfusi darah

Perlu diketahui, normalnya kadar bilirubin pada sel darah merah seharusnya di bawah 5 mg/dL. BilirubinĀ adalah pigmen berwarna kuning kecoklatan yang diproduksi ketika protein hemoglobin pada sel darah merah yang telah tua dan pecah. Pigmen ini nantinya akan dikeluarkan dari tubuh melewati hati.

Ā 

Anak kedua dari pasangan Arip Ramli dan Sunarsih ini masih harus melakukan transfusi darah dan albumin setiap tigaĀ minggu sekali.

Ā 

"Karena albuminnya rendah, tiap tiga minggu sekali, Geza harus transfusi albumin dan transfusi darah. Dan harus mengonsumsi suplemen, untuk memperbaiki sel saraf bagian dalam yang rusak dan biar albuminnya gak turun terus. Harga suplemennya saja enam juta," kata Arip lagi.

Ā 

Arip mengungkapkan saat ini dirinya menganggur, karena harus menemani istri dan anaknya bolak-balik dari Kuningan ke Jakarta. "Awalnya dulu jualan, buka warung di desa, sekarang sudah enggak. Karena harus bolak-balik ke Jakarta," ungkapnya.

Ā 

Bantuan NU Care-LAZISNU

Untuk meringankan beban tersebut,Ā NU Care-LAZISNU kembali menyalurkan bantuan untuk Geza. Bantuan diserahkan secara langsung oleh tim PP NU Care-LAZISNU kepada Arip, Rabu (23/9). Sebelumnya pada Januari 2020, NU Care-LAZISNU juga telah menyalurkan bantuan bagi Geza.

Ā 

Manajer Penyaluran Bantuan, AhyadĀ Alfida'iĀ mengatakan bantuan tahap kedua untuk biaya pengobatan Geza adalah bagian dari program kesehatan NU Care-LAZISNU, dengan nama program Astana atau Anak Sehat Nusantara.

Ā 

"Semoga dengan bantuan itu Dek Geza bisa kembali sehat," harapnya.

Ā 

Ahyad menambahkan, bantuan tersebut juga diperoleh dari penggalangan dana online di platform crowdfunding NUcare.id dan Peduli Sehat.

Ā 

"Alhamdulillah, setelah penyaluran (bantuan) tahap pertama, kami melakukan penggalangan dana online selama beberapa bulan di NUcare.id dan Peduli Sehat, dan hari ini kami salurkan dana itu untuk Geza. Kami ucapkan terima kasih kepada para donatur," imbuhnya.


Arip Ramli, ayah GezaĀ juga menyampaikan terima kasih kepada para donatur dan pihak NU Care-LAZISNU yang telah melakukan penggalangan dana bagi Geza. "Terima kasih kepada NU Care, Peduli Sehat, dan para donatur secara umum," kata Arip.

Ā 

Kontributor: Wahyu Noerhadi
Editor: Kendi Setiawan