Nasional

Enam Riset Terbaik Mahasantri versi Puslitbang Kemenag

Jum, 2 November 2018 | 01:15 WIB

Enam Riset Terbaik Mahasantri versi Puslitbang Kemenag

Seminar KTIM 2018 (foto: Musthofa Asrori)

Bogor, NU Online
Sebanyak enam riset mahasantri dari sejumlah Ma’had Aly di Indonesia dipilih sebagai karya terbaik. Keputusan tersebut ditetapkan para narasumber dan pembimbing penulisan Karya Tulis Ilmiah Mahasantri (KTIM) 2018 melalui seminar hasil penelitian KTIM yang digelar di Hotel Grand Savero Bogor, Kamis (1/11) malam.

Menurut Kabid Litbang Pendidikan Keagamaan Puslitbang Penda Balitbang Diklat Kemenag Muhammad Murtadlo, penilaian naskah riset yang dilakukan para dewan juri baik dari internal Puslitbang Penda maupun dari institusi luar, meliputi tiga hal. Pertama, tingkat refleksi peneliti. Kedua, keterpenuhan metodologi. Ketiga, penulisan kutipan yang bagus dan standar ilmiah.

Sebelum memberikan penghargaan kepada mahasantri dengan karya ilmiah terbaik, Murtadlo berharap, agar para mahasantri Ma’had Aly ini bisa menjadi lokomotif penulis muda dan ulama peneliti dari pesantren. “Anda harus jadi lokomotif intelektual yang ke depan bisa menjadi ulama berkelas internasional,” katanya.

Lampiran keputusan kemudian dibacakan secara bergantian oleh peneliti muda Puslitbang Penda Balitbang Diklat Kemenag Husen Hasan Basri dan koordinator kegiatan penulisan KTIM 2018 Nunu Ahmad An-Nahidl.  

Enam judul riset terbaik pertama berjudul Sikap Wasathiyah KH. Abdul Wahid Hasyim dalam Pandangan Generasi Milenial: Penelitian terhadap Mahasiswa Lima Perguruan Tinggi di Kabupaten Jombang, karya Ananda Prayogi utusan Ma’had Aly Tebuireng Jombang.

Terbaik kedua Fikih HAM: Pidana Mati Perspektif Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia, karya Syahrul A’dhom (Ma’had Aly Sukorejo Situbondo, Jawa Timur). Terbaik ketiga Metode dan Corak Penafsiran Ma’had Aly As’adiyah Sengkang dalam Memperkuat Toleransi karya Mawar Supati (Ma’had Aly Sengkang, Sulawesi Selatan).

Kemudian, harapan I Islam Wasathiyah dalam Perspektif Aqidah Islamiyah karya Adam Ilyasin (Ma’had Aly Miftahul Huda Tasikmalaya, Jawa Barat). Harapan II Peran Dayah Salafiyah di Aceh dalam Mendidik Karakter Bangsa, Studi Kasus Dayah Ma’hadul Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya Samalanga Bireuen Aceh karya Muksalmina (Ma’had Aly MUDI MESRA Samalanga Bireuen). Harapan III Peran Penerjemahan Kitab Kuning dalam Penguatan Literasi, diraih Laila Fauziah (Ma’had Aly Saidus Shiddiqiyah Jakarta).

Nunu Ahmad An-Nahidl menjelaskan, pemeringkatan itu berdasarkan penilaian atas sejumlah aspek. “Berbagai aspek penilaian tersebut antara lain latar belakang, metodologi, hasil penelitian dan pembahasan, redaksi (bahasa), orisinalitas, keunikan (kebaruan) serta penguasaan presentasi,” pungkas Nunu. (Musthofa Asrori/Kendi Setiawan)