Pasuruan, NU Online
Ny. Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid mengajak masyarakat untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan serta menguatkan tali persaudaraan sesama warga Indonesia.
"Kita memiliki perbedaan. Ada yang suku Jawa, Batak, Dayak, dan lainnya. Ada yang Agamanya Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Baha'i, dan banyak lagi. Tapi kita semua tinggal dimana? di Indonesiakan. Berarti kita Saudara," ungkap Istri almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat berceramah agama dan kebangsaan Sahur Keliling 2018 di Masjid Nurul Huda Dusun Wonosunyo Desa Wonosunyo, lereng Gunung Penanggungan, Kabupaten Pasuruan, Senin (4/6).
"Kalau kita bersaudara, pantaskah kita saling menghina? Pantaskah kita saling memfitnah? Pantaskah kita saling bermusuhan? Harusnya sebagai saudara, kita saling apa? Saling menghormati, saling manyanyangi, dan saling tolong menolong," pungkas perempuan yang tercatat sebagai 100 Tokoh berpengaruh di dunia versi Majalah Time tersebut.
Menurut Jauharul Lutfi, alasan pemilihan lokasi tersebut dikarenakan mayoritas masyarakat Wonosunyo tergolong masyarakat bawah, yang menjadi sasaran kepesertaan di kegiatan Rutin Sahur Keliling Keluarga Ciganjur tersebut.
"Masyarakat yang ada di sini mayoritas adalah masyarakat bawah; masyarakat buruh tani dan buruh pabrik. Penting sekali untuk menyapa dan mengajak mereka merefleksikan kembali nilai-nilai persaudaraan dan persatuan bangsa," ujar Sekretaris IKAPMII Pasuruan tersebut.
"Semoga acara ini cukup efektif menjalin tali silaturahmi antar anak bangsa dan menjadi pengingat bahwa negeri ini ada karena persatuan di atas keberagaman", pungkas Pengurus Cabang GP Ansor Bangil tersebut.
Kegiatan tersebut juga dihadiri perwakilan lintas agama di Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ditutup dengan pembagian paket bingkisan kepada masyarakat yang secara simbolis diserahkan oleh Ibu Shinta Nuriyah. (Makhfud Syawaludin/Abdullah Alawi)