Nasional KOMPETISI ROBOTIK MADRASAH

‘De Pharmacist’, Robot Pembantu Apoteker Buatan Siswa MAN Surakarta

Ahad, 3 Oktober 2021 | 14:00 WIB

‘De Pharmacist’, Robot Pembantu Apoteker Buatan Siswa MAN Surakarta

‘De Pharmacist’, robotik karya siswa MAN 1 Surakarta. (Foto: Dok. MAN 1 Surakarta)

Jakarta, NU Online
Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Surakarta, Jawa Tengah, Mufti Muammarul dan Tiara Vania Wijaya Putri berhasil menciptakan robot pembantu untuk apoteker yang diberi nama De Pharmacist. 


Menurut pengakuan pembina robotik MAN 1 Surakarta, Prihantoro Eko Sulistyo, keberadaan robot ini dapat meminimalisasi penularan Covid-19 di tengah masyarakat lantaran bekerja untuk meminimalisasi interaksi antara apoteker dan pembeli.


“Robot De Pharmacist pada awalnya dibuat untuk mengikuti kompetisi robotik madrasah tahun 2021. Saat ini, robot De Pharmacist telah lolos ke tahap final,” ujarnya  kepada NU Online di lokasi acara Kompetisi Robotik Madrasah (KRM) 2021 di Tangsel, Ahad (3/10/2021).
 

Baca juga: Siswi MTsN 2 Jeneponto Berhasil Ciptakan Robot Asisten Covid-19


Desain khusus pada robot De Pharmacist, kata dia, memang untuk pencegahan penularan Covid-19. Pada badan robot terdapat tiga loker atau slot jenis penyakit. Pemilihan slot obat penyakit juga disesuaikan dengan gejala Covid-19 yang saat ini sedang melanda. Ketiga penyakit tersebut sering dialami manusia, yakni batuk, demam, dan pusing.


“Cara kerja robot sangat sederhana. Dilengkapi dengan sensor Ultrasonic HCSR-05, pembeli hanya perlu memasukkan kartu identitas ke dalam slot sesuai dengan kebutuhan. Kemudian secara otomatis obat akan keluar tanpa harus berinteraksi dengan apoteker,” jelasnya.


Secara otomatis, lanjut dia, robot akan menerima instruksi untuk memutar papan obat sesuai program yang telah dibuat dengan aplikasi Arduino Integrated Development Environment (IDE).


“Ketika letak obat sudah berada di pintu keluar, botol obat akan didorong keluar oleh Motor Servo SG90 menuju keranjang obat sehinga bisa diambil oleh pembeli,” sambungnya.


Penggarapan daring-luring
Sementara untuk waktu pembuatan desain dan perakitannya, kata Mufti Muammarul, hanya membutuhkan waktu sebulan. Bersama guru pembina robotik, penggarapan robot dikerjakan secara daring dan luring. Khusus untuk perakitan robot dilaksanakan di sekolah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang ketat.


“Kesulitannya kemarin harus bolak-balik madrasah dan asrama. Kami juga menggunakan Zoom Meeting untuk mendapatkan pembinaan dari guru pendamping selama proses pembuatan robot. Kadang itu, kurang maksimal kalau secara daring,” katanya.


Diterangkan, banyak kelebihan yang dimiliki oleh robot Robot De Pharmacist. Salah satunya, dapat diaplikasikan di apotek, sekolah, dan di rumah. Biaya pembuatan robot juga sangat terjangkau. Satu rabot hanya menelan biaya sekitar Rp 400,000. Selain itu, pengoperasian robot De Pharmacist juga sangat mudah.
 

Baca juga: Dirjen Pendis Kemenag Sebut Madrasah Miliki Keunggulan Teknologi Kekinian


“Robot ini terbuat dari akrilik, sehingga ringan dan kokoh. Penggunaannya juga sangat mudah dan bisa dijalankan oleh siapa saja,” terang Mufti.


Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa energi untuk mengoperasikan robot cukup minim, hanya memerlukan tegangan 5-7 Volt. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan, robot De Pharmacist dapat dengan mudah diluncurkan ke masyarakat.


“Jadi, selain di apotek, robot ini juga dapat digunakan di UKS sekolah. Ditambah saat ini sudah mulai PTM terbatas. Sehingga sekolah perlu menghidupkan kembali UKS. Bantuan De Pharmacist di sekolah dapat memudahkan dan juga meminimalisasi penularan Covid-19 di sekolah,” imbuhnya.


Adapun kekurangan dari robot De Pharmacist yaitu, ruang penyimpanan obat masih terbatas, saat ini robot hanya mampu menampung sekitar 3-4 botol obat ukuran sedang. Namun, hal tersebut akan terus dikembangkan hingga dapat menampung beberapa jenis obat sekaligus.


Robot ini diharapkan dapat terus dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan, De Pharmacist dapat diproduksi secara massal. Dengan begitu, secara tidak langsung inovasi ini dapat mengurangi penularan Covid-19. 


“Tentu, kami harap robot ini dapat dikembangkan lebih baik lagi. Bahkan, bisa diproduksi secara massal. Sehingga, dapat memutus rantai penularan covid-19 di lingkup apoteker dan masyarakat pada umumnya,” harapnya.


Gelaran KRM 2021 bertema Robot For Global Pandemic di Hotel Santika Premiere yang diinisiasi Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis), Kemenag ini digelar di Bintaro Tangsel, Sabtu-Senin, 2-4 Oktober 2021. 


Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori