Nasional

Kemenag Segera Terbitkan Buku Ajar PAI Terkini

Rab, 2 Oktober 2019 | 16:00 WIB

Kemenag Segera Terbitkan Buku Ajar PAI Terkini

Direktur PAI Ditjen Pendis Kemenag Rohmat Mulyana Sapdi (tengah) di sela konferensi pers Pentas PAI di kantor Kemenag, Rabu (2/10). (Foto: NU Online/AR Ahdori)

Jakarta, NU Online
Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam (Dit PAI) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) tengah mempersiapkan bahan ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk semua tingkatan pendidikan.
 
Buku bahan ajar PAI tersebut nantinya akan dijadikan rujukan bagi seluruh guru mata pelajaran PAI di SD, SMP, dan SMA/SMK seluruh Indonesia ketika mengajar di kelas. 
 
Direktur PAI Ditjen Pendis Kemenag, Rohmat Mulyana Sapdi, memastikan ribuan buku yang tengah di-review tersebut akan diedarkan ke semua guru PAI 2020 tahun depan. Menurutnya, pada buku terbitan teranyarnya itu, banyak keunggulan yang dinilai mampu mempermudah pendidik memahami isi buku.
 
“Buku ini sebagai bahan ajar di SD, SMP, SMA/SMK. Nah, tadi saya katakan bahwa buku itu sedang kami review. Bentuknya sudah seperti buku. Kami sedang menyisirnya agar tidak ditemukan kesalahan. Misalnya, antara ilustrasi tidak nyambung dengan narasi,” katanya kepada NU Online ditemui di kantornya usai konferensi pers Pentas PAI, Rabu (2/10) sore.
 
Ia menjelaskan, buku yang terdiri dari materi-materi keislaman secara umum tersebut mengacu kepada Kurikulum Nasional tahun 2013. Hanya saja, dalam buku itu materi yang diamanatkan oleh Kurikulum 2013 ditulis dalam bentuk desain menarik.
 
Upaya itu dilakukan semata untuk mempermudah pembaca dalam memahami materi. “Termasuk di buku terbitan terbaru ini dilengkapi pantun-pantun islami,” ujar mantan Sekretaris Balitbang Diklat Kemenag ini. 
 
Terkait status buku apakah wajib dipegang oleh anak didik atau tidak, ia masih mempertimbangkannya. Sebab, jumlah siswa PAI di semua tingkatan di Indonesia lebih dari 37,7 juta.
 
Solusinya, lanjut Rohmat, dimungkinkan dilengkapi dengan e-book, sehingga buku tetap dapat dipelajari tanpa membeli buku secara fisik. Sudah tentu, lebih efektif dan efisien.
 
“Pesan saya terkait dengan ini, saya kira belajar agama ya belajar dari teks buku kami. Jangan akses sana sini dari sumber pengetahuan yang tidak jelas. Jadi, buku kami Insya Allah lebih selamat jika dipelajari,” pungkasnya. 
 

Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Musthofa Asrori