Nasional

Cerita Mantan Pasien Covid-19, Berdoa dan Menjaga Kebersihan 

Kam, 5 November 2020 | 14:15 WIB

Cerita Mantan Pasien Covid-19, Berdoa dan Menjaga Kebersihan 

Tangkap layar Bunda becerita dirinya bisa sembuh dari Covid-19.

Jakarta, NU Online
Covid-19 di Indonesia belum juga mereda. Jumlah pengidap Corona semakin hari semakin meningkat. Hidup di tengah pandemi akibat adanya virus mematikan memang membuat tidak nyaman. Namun, bukan berarti tidak bisa dikendalikan. Jangankan kepada yang belum terpapar, kepada yang telah terpapar pun Covid-19 bisa hilang dan lenyap. Dengan catatan mau mengikuti anjuran yang disampaikan ahli kesehatan. 

 

Seperti yang dialami Isma, warga Cengkareng Jakarta Barat ini mengaku berhasil sembuh dari Covid-19 karena melaksanakan beberapa kegiatan. Meski begitu, yang paling penting, kata perempuan yang biasa disapa Bunda Isma ini adalah masyarakat tidak paranoid kepada Covid-19. 

 

Bunda Isma menceritakan, selama tujuh bulan lamanya dia dan keluarga tidak pergi ke luar rumah sekedar untuk menghindari penyebaran Covid-19. Namun, karena ada kewajiban yang harus dia jalankan sebagai Ketua Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Jakarta Barat, Bunda Isma harus pergi ke suatu tempat bersama sejumlah pengurusnya. Tanpa sadar, ternyata di antara pengurusnya itu ada yang positif Covid-19. 

 

"Dari situlah awal mulanya, akhirnya guru-guru kami terpapar. Empat orang kena, tapi itu tidak apa-apa, itu konsekuensi jabatan," ucap dia saat berbagai tips bersama Satgas NU Peduli Covid-19 Jakarta Barat, Kamis (5/11) seperti ditayangkan Cerita Haru Mantan Penderita Covid-19.

 

Setelah dia merasa meriang dan tidak nyaman pada pernafasan dan penciumannya, Bunda Isma memberanikan diri untuk tes swab di Puskesmas. Benar saja, apa yang sebelumnya ia khawatirkan terjadi. Dia dinyatakan positif Covid-19. 

 

Mendengar informasi dari tenaga kesehatan itu, lantas Bunda Isma langsung berkonsultasi kira-kira apa saja yang mesti dilakukan agar sembuh dari Covid-19. Namun, sebelum dia menjalankan anjuran tim medis, suami dan anak semata wayangnya dilakukan tes swab juga. Hasilnya sama dengan apa yang dia alami, keduanya terpapar Covid-19. 

 

"Sebelumnya saya tidak berfikir kalau kerumunan itu bisa mengakibatkan Covid-19, setelah ini saya sadar," katanya mengulang cerita yang dia alami itu. 

 

Bunda Isma melanjutkan, yang paling dia khawatirkan adalah suaminya yang sudah berusia 70 tahun. Kata dia, suaminya sudah memiliki riwayat penyakit yang proses penyembuhannya lumayan lama yakni diabetes dan darah tinggi. 

 

Bunda Isma menyadari berdiam diri apalagi berlarut dalam kesedihan tidak akan memberikan hasil. Akhirnya dia berkonsultasi dengan pihak rumah sakit. Atas anjuran dokter, suaminya harus di rawat di rumah sakit di Kalideres, sedangkan anaknya melakukan karantina mandiri di Wisma Atlet. Sementara Bunda Isma sendiri diperkenankan karantina mandiri di rumah seorang diri. 

 

Beberapa kali, lanjutnya, dia menangis karena kaget dengan hasil tes swab Covid-19. Karena motivasi untuk sembuh tinggi, Bunda Isma tetap menjalankan aktivitas yang dapat meningkatkan imun tubuhnya. Begitupun dengan anak dan suaminya, semuanya terus didorong agar melakukan hal yang sama.

 

"Motivasi diri untuk sembuh dan menjaga kebersihan diri itu ternyata menjaga imunitas kita," katanya. 

 

Sebelumnya, Bunda Isma memang kurang tahu terkait bagaimana cara melindungi diri dari penyakit. Bahkan parahnya dia tidak tahu apa itu imun tubuh. Setelah mengalami Covid-19, lanjutnya, dia jadi tahu apa itu imun dan bagaimana cara meningkatkannya. 

 

"Saya banyak berdoa juga. Semua orang saya minta doanya, dan akhirnya saya banyak yang membantu. Mereka mengirim saya makanan dan buah-buahan sampe buah kurma dikirim ke rumah saya," ujarnya. 


Intinya, ucap Bunda Isma, yang paling pokok agar sembuh dari Covid-19 adalah menjaga kebersihan diri dan meningkatkan imun tubuh. Tak lupa, motivasi untuk sembuh dari penyakit harus selalu ditingkatkan. 

 

"Dan ingat tidak usah muluk-muluk jadi pahlawan buat orang lain. Kita menjadi pahlawan untuk keluarga kita sendiri dulu," tuturnya. 

 


Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan