Nasional

 Tiga Jamaah Umrah Indonesia Positif Covid-19, Standar Pemeriksaan Perlu Diperketat 

Kam, 5 November 2020 | 12:15 WIB

 Tiga Jamaah Umrah Indonesia Positif Covid-19, Standar Pemeriksaan Perlu Diperketat 

Pelaksanaan umrah di masa pandemi harus tetap taati protokol kesehatan cegah Covid-19. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Menyikapi terpaparnya tiga jamaah umrah Indonesia di Arab Saudi, Indonesia perlu memperketat standardisasi pemeriksaan Covid-19. Hal ini penting karena banyak variabel yang bisa mempengaruhi hasil pemeriksaan di setiap negara. Bisa jadi saat dilakukan pemeriksaan di Indonesia sebelum keberangkatan, jamaah terbebas dari Covid. Namun saat pemeriksaan di Arab Saudi, jamaah menjadi positif.

 

Ketua Satuan Tugas Covid-19 PBNU, dr Makky Zamzami mengatakan setidaknya ada tiga variabel yang mempengaruhi hasil dari pemeriksaan Covid-19. Yang pertama adalah waktu pemeriksaan. Hal ini terkait dengan apakah pemeriksaan dilakukan di hari pertama atau hari kedua setelah seseorang terkena virus corona.

 

"Yang kedua terkait dengan teknik pengambilan sampelnya dan yang ketiga adalah human error (kesalahan manusia) saat pemeriksaan," ungkapnya kepada NU Online, Kamis (5/11).

 

Human error ini terjadi misalnya saat pemeriksaan, terjadi penumpukan orang yang diperiksa sehingga akurasi dari konsentrasi dan pengambilan sampelnya tidak akurat. Walaupun ada standardisasi internasional terkait prosedur pemeriksaan, namun tiga variabel ini bisa mempengaruhi hasil.

 

"Memang bagus ada double checking antara dua negara. Saat berangkat di Indonesia dipastikan negatif kemudian sampai Arab Saudi dicek kembali juga sah-sah saja," katanya.

 

Dengan situasi ini, dr Makky juga yakin Arab Saudi sudah memiliki dan mempersiapkan mekanisme tersendiri untuk menghadapi kondisi jamaah umrah yang terkena Covid. Mekanisme ini tentunya juga terkait dengan fleksibilitas waktu yang diperlukan saat muncul kasus positif Covid jamaah umrah dengan melakukan karantina.

 

Dengan kejadian jamaah Indonesia positif Covid ini juga menurutnya tidak akan menjadikan dihentikannya Indonesia dalam daftar negara yang berhal mengirim jamaahnya. "Karena Indonesia paling banyak jamaah umrahnya dan visa umrah menjadi pendapatan satu yang paling tinggi di Arab Saudi. Saling membutuhkan," ungkapnya.

 

Berdasarkan data yang dikumpulkan NU Online ada tiga calon jamaah umrah Indonesia yang setelah dilakukan swab test di salah satu hotel di Makkah positif Covid-19. Kini jamaah tersebut tengah menjalani karantina tambahan selama tujuh hari sesuai dengan aturan dari Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi. 

 

Saat ini ratusan jamaah umrah perdana di masa pandemi dari Indonesia sudah berada di Makkah. Mereka terbagi ke dalam 13 bus dan telah mengambil miqat pada Rabu (4/11). Jamaah diterbangkan dari Indonesia menggunakan pesawat Saudi Airlines dan harus mematuhi sistem protokol kesehatan yang diberlakukan di Arab Saudi. 

 

Mereka menginap di hotel bintang 4 atau 5 dengan kendaraan bus yang hanya boleh diisi maksimal 20 orang. Dengan kebijakan-kebijakan ini, biaya umrah pun mengalami kenaikan lebih kurang Rp10 juta.

 

Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan