Nasional

Buku Benturan NU-PKI Digerebek, Penulis: Itu 'Gebyah-Uyah'

Jum, 28 Desember 2018 | 01:35 WIB

Jakarta, NU Online
Penulis buku Benturan NU-PKI H Abdul Mun’im DZ menanggapi secara datar tindakan satuan intel Kodim Kediri, Jawa Timur yang ikut merazia bukunya karena dicurigai sebagai buku propaganda ideologi Partai Komunis Indonesia. 

“Itu gebyah-uyah (pukul rata). Karena ada kata PKI di judulnya ya digerebek. Masa mau dibaca semua sampai isinya waktu nggerebeg kan nggak. Kalau ada tulisan PKI-nya digerebek semua,” ujar Abdul Mun’im pada NU Online, Jumat (28/12).

Ia memaklumi hal tersebut lantaran kehadiran aparat TNI ke toko buku tersebut untuk ‘mengamankan’ buku yang diduga memuat ideologi PKI, terutama yang ada kata PKI pada judulnya. “Karena kan namanya penggerebekan, pokoknya yang ada nama PKI-nya ‘digaruk’ gitu aja. Bahwa nanti ketika di Kodim dan Koramil diseleksi lagi itu soal lain. Karena seperti itu ya sudah, nanti kan ketahuan sendiri (bahwa buku itu tidak mempropagandakan PKI),” ujarnya datar.

Buku Benturan NU-PKI terbitan tahun 2013 ini merupakan salah satu dari beberapa buku yang ‘diamankan’. Dikutip dari kabartoday.co.id buku tersebut ditarik dari sebuah toko buku di kawasan Pare Kediri pada Selasa 25, Desember 2018 karena dianggap ‘berbau propaganda pemecah kesatuan NKRI’.  Di samping buku tersebut, terdapat buku lain yang digrebek yakni Gerwani Kisah Tapol Wanita di Kamp Plantungan, Menempuh Jalan Rakyat DN Aidit dan Negara Madiun? (Kesaksian Sumarsono Pelaku Perjuangan). 

PKI bangkit?
Kendati begitu, mantan Pemred NU Online mengakui adanya kelompok yang berusaha mendorong kebangkitan ideologi PKI ini. Namun menurutnya hal itu masih dalam taraf wajar dan tak membahayakan. 

“Kalau orang-orang PKI ya ada sebenarnya, tapi tidak sebesar yang diperkirakan. Mereka juga memanfaatkan euforia demokrasi aja. Keinginan PKI untuk bangkit, sama seperti kelompok negara Islam yang juga ingin bangkit, juga sekuler yang ingin bangkit ya seperti itu ada semua lah. Ini kan memanfaatkan kesempatan demokrasi dan peluang pasca reformasi. Semua orang kan ingin memperbaiki nasibnya sendiri-sendiri kan, nggak lebih dari itu,” kata dia.

Ditanya mengenai hubungan NU dan kelompok PKI ini, ia menganggap bahwa NU sudah tidak ada masalah dengan PKI. Bahkan, lanjutnya, NU terus mendorong adanya penguatan rekonsiliasi alamiah dengan kelompok ini dan keturunannya.

“Kita sudah rekonsiliasi dengan mereka. Rekonsiliasi secara alami yang kita dorong terus menerus dan terus kita perkuat. Bentuk penguatannya, anak turun mereka jangan diikutkan bersalah. Karena yang terlibat cuma pelakunya, anak turunnya jangan diikut-ikutkan,” terangnya. (Ahmad Rozali)