Buku Allah dan Alam Semesta Rujukan Pengkaji dan Pecinta Tasawuf
NU Online · Jumat, 5 Februari 2021 | 12:30 WIB

Buku Allah dan Alam Semesta Perspektif Tasawuf Falsafi karya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin mengapresiasi peluncuran buku Allah dan Alam Semesta Perspektif Tasawuf Falsafi karya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
Kiai Ma’ruf menyampaikan bahwa buku ini penuh kandungan substansi yang membahas secara mendalam aspek teoritis dalam ilmu tasawuf. Terlebih lagi buku ini membahas dengan mendalam kemajemukan dan kesatuan dari berbagai agama.
“Buku ini cocok dibaca kiai, akademisi, dan pencinta tasawuf. Semoga buku ini turut memberikan andil dalam membangun baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur,” katanya pada melalui rekaman video yang ditayangkan dalam peluncuran buku tersebut pada Jumat (5/2).
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung Muhammad Mukri mengajak para pembaca untuk berhati-hati dalam membaca buku terjemahan disertasi Kiai Said itu. Pasalnya, ia khawatir ada kesalahan dalam memahaminya mengingat buku tersebut cukup berkelas tinggi.
Ibarat batik, katanya, bagi orang yang tahu bukan sekadar sepotong kain, tetapi bagi yang memahaminya, batik merupakan hasil estetika dan ekspresi seniman. “Bagi yang tidak mengerti tidak ada bedanya batik tulis, cetakan, dan semacamnya, bahkan nama-namanya juga tidak tahu,” katanya.
Meskipun demikian, menurutnya, buku itu penting menjadi rujukan mengingat sosok penulis merupakan ulama yang dapat dipertanggungjawabkan sanad keilmuannya, selain tokoh yang menjadi panutan banyak orang.
Senada dengan keduanya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyampaikan bahwa buku ini menjadi rujukan utama tasawuf falsafi. Mengibaratkan wudlu, Anies mengatakan bahwa tidak sah seorang shalat tanpa wudlu jika berhadats. Begitu juga menurutnya para pengkaji tasawuf tidak dapat memasuki dunia tasawuf falsafi tanpa mengenal buku ini.
Ketika tasawuf falsafi dijauhi banyak orang karena kerumitannya, Kiai Said, kata Anies, justru keluar dengan membawa hasil yang menakjubkan karena berhasil menjawab dan menjabarkan dua tema sentral, yakni Allah dan alam semesta.
Kiai Said mengingatkan kepada siapapun yang hendak mengkaji tasawuf wajib membawa bekal Al-Quran dan Sunnah. Dengan begitu, corak tasawuf sesuai dengan takaran tawasut, tawazun, i'tidal, dan tasamuh yang ini menjadi ciri khas Ahlussunnah wal Jamaah al-Nahdliyah.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua