Nasional MUKTAMAR KE-34 NU

Bahas Perdamaian Dunia, Muktamar Ke-34 NU Bakal Undang Dubes Afghanistan

Sab, 6 November 2021 | 00:00 WIB

Bahas Perdamaian Dunia, Muktamar Ke-34 NU Bakal Undang Dubes Afghanistan

Ketua Panitia Muktamar ke-34 NU, KH Imam Aziz. (Foto: dok. NU Online)

Jakarta, NU Online

Perdamaian dunia menjadi salah satu agenda besar dalam Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Provinsi Lampung, pada 23-25 Desember 2021 mendatang. Di forum muktamar mendatang, akan dibuat sesi khusus yang membahas soal peran NU di kancah global oleh para Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU di seluruh dunia.


“Nanti di muktamar, akan ada sesi khusus tentang (peran) NU ke arah global. Itu forum secara khusus dan menjadi dokumen resmi NU dan saya minta Duta Besar Afghanistan untuk Indonesia (H.E. Faizullah Zaki) untuk datang ke muktamar,” kata Ketua Panitia Pelaksana Muktamar ke-34 NU Kiai Imam Aziz kepada NU Online, Kamis (4/11/2021) kemarin.


Ia menegaskan bahwa saat ini warga dunia sangat membutuhkan NU. Dubes Afghanistan untuk Indonesia Faizullah Zaki pun sangat berharap agar kelak NU dapat berperan menjadi mentor bagi Afghanistan, tidak hanya sekadar dakwah Islam moderat, tetapi juga menjadi mentor di dalam berbagai persoalan yang lain. 


“Tetapi nanti juga pada tahap-tahap berikutnya seperti ekonomi, budaya, sampai pada pendampingan di dalam penyelenggaraan pemerintah dan keamanan. Karena sekarang ini Afghanistan sudah tidak mau lagi menengok Amerika dan negara-negara barat. Mereka justru menengok Indonesia,” kata Kiai Imam Aziz.


Dikatakan Kiai Imam, usai pertemuannya dengan Dubes Afghanistan, peran-peran ulama NU Afghanistan masih kurang cukup signifikan dalam menciptakan iklim bernegara yang sehat. Sebab ulama-ulama atau kelompok yang terdidik di dalam agama Islam di sana, biasanya tidak memahami persoalan non-agama. 


“Dalam hal ekonomi, dia (Dubes Afghanistan) cerita, pengusaha itu sangat independen di sana. Tidak terkait dengan politik. Sekarang malah dimudahkan, sangat mudah katanya. Kita ekspor-impor dari Afghanistan ke Indonesia (atau sebaliknya) itu sangat mudah sekali. Di sana produknya bagus-bagus dan murah-murah. Itu harus kita manfaatkan,” jelas Kiai Imam. 


Ditegaskan, kerja sama internasional yang diharapkan bukan hanya sekadar dakwah Islam moderat untuk ditawarkan kepada warga dunia, tetapi juga keseluruhan. Kiai Imam menekankan, NU perlu juga memikirkan agar basis-basis agraria yang dimiliki Indonesia bisa diekspor ke Afghanistan. 


“Kerja sama ekonomi global seperti itu harus dipikirkan. Itulah kenapa saya minta Dubes Afghanistan untuk datang ke muktamar. Supaya tahu gambarannya bahwa selama ini kita kan hanya tahu melalui media,” katanya. 


“Ternyata di sana enak, orang Afghanistan sangat hormat kepada orang Indonesia. Makanya dia (Dubes Afghanistan) sangat menyayangkan kenapa kedutaan besar Indonesia (di Afghanistan) malah dievakuasi. Indonesia nggak akan diganggu katanya. Dia minta Indonesia segera mengisi lagi kedutaan di sana lalu bekerja untuk global,” imbuh Kiai Imam. 


Afghanistan, termasuk juga negara-negara di Timur Tengah saat ini sangat membutuhkan peran NU dalam hal perdamaian dunia. Bahkan hal itu menjadi kebutuhan dasar dan sangat diharapkan oleh warga dunia. 


“Afghanistan membutuhkan itu. Di sana ada 13 suku. Saya tanya, apakah mungkin mereka duduk bersama? (Dijawab) mungkin, sangat mungkin, nanti NU yang mendampingi. Ini artinya, NU sangat diharapkan,” pungkas Kiai Imam Aziz yang juga Ketua PBNU itu.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad