Awal Sya’ban Serentak, Awal Ramadhan Berpotensi Berbeda
NU Online · Sabtu, 31 Mei 2014 | 13:12 WIB
Jakarta, NU Online
Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit untuk penentu awal bulan Sya’ban 1435 H yang diselenggarakan pada Kamis (29/5) petang kemarin bertepatan dengan 29 Rajab 1435 H telah dinyatakan berhasil, sesuai dengan prediksi (hisab) dalam almanak NU.<>
Lajnah Falakiyah PBNU mengikhbarkan, hilal awal Sya’ban telah berhasil di lihat di beberapa titik rukyat antara lain di Balai Rukyat Bukit Condrodipo Gresik oleh Ust H M Inwanuddin, KH A Asyhar Sofwan, dan Ust Khusnul Khoatim. Di Basmol Basmol Jakarta Barat, hilal disaksikan oleh Ust Abdul Hadi, Ust H Zawawi, dan H Sya'roni.
Di lokasi rukyat Season City Jakarta, hilal disaksikan oleh Ust Rusli Arsyad MM, KH Ahmad Rohimin, KH Khudrin Hasbulah, dan KH Ahmad Hariri. Sementara di Pelabuhan Ratu hilal disaksikan oleh KH Yahya dan tim Lajnah Falakiyah PBNU .
“Dengan demikian awal Sya'ban 1435 H jatuh pada Jum’at 30 Mei 2014, dimulai malam Jum’at ini atas dasar rukyah yang diselenggarakan LFNU petang ini di beberapa lokasi rukyat tersebut,” kata Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri melalui SMS yang diterima NU Online beberapa saat setelah pelaksanaan rukyat.
Hasil rukyat ini sesuai dengan data dalam almanak yang diterbitkan oleh Lajnah Falakiyah PBNU untuk markaz Jakarta. Ijtima’ telah terjadi pada pukul 01.38 WIB pada hari pelaksanaan rukyat. Sementara ketinggian hilal sudah mencapai lebih dari 7 derajat dan berada di atas ufuk cukup lama selama 31 menit 52 detik sehingga memudahkan proses rukyat.
Data hisab ini berbeda untuk penentuan awal Ramadhan 1435 H nanti. Ijtima’ atau konjungsi baru terjadi pada pukul 15.07 atau umur hilal hanya sekitar tiga jam dari waktu tenggelam matahari, 29 Sya’ban. Sementara Ketinggian hilal hanya 0 derajat 25 menit di atas ufuk.
Dalam posisi seperti itu hilal dinyatakan belum imkanur rukyat atau tidak mungkin dilihat. Namun pihak yang menggunakan kriteria wujudul hilal seperti Muhammadiyah, yakni asal sudah terjadi ijtima’ sebelum tenggelam matahari, dan hilal sudah di atas ufuk bisa saja menetapkan awal bulan lebih dulu karena tanpa menyaratkan harus melalui proses rukyatul hilal. (A. Khoirul Anam)
Terpopuler
1
Laksanakan Puasa Tarwiyah Lusa, Berikut Dalil, Niat, dan Faedahnya
2
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Kronologi 3 WNI Tertangkap di Gurun Pasir Hendak Masuk Makkah, 1 Orang Meninggal
6
Alasan Tanggal 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Haram Berpuasa
Terkini
Lihat Semua